Berita Gunungkidul Hari Ini

Keindahan Bunga Tabebuya Bermekaran di Jalanan Gunungkidul, Warga : Mirip Bunga Sakura di Jepang

Suasana di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Gunungkidul memasuki awal Oktober ini memberikan nuansa berbeda serasa bak di negara Jepang.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Nanda Sagita
Penampakan Bunga Tabebuya yang bermekaran di Jalan KH Agus Salim Gunungkidul, Selasa (1/10/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Suasana di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Gunungkidul memasuki awal Oktober ini memberikan nuansa berbeda serasa bak di negara Jepang.

Pasalnya, Bunga Tabebuya atau  bernama latin  Handroanthus chrysotrichus tengah bermekaran di sepanjang median jalan, utamanya di  Jalan Veteran, Brigjend Katamso, dan Agus Salim.

Jika dilihat sekilas, memang Bunga Tabebuya memiliki ciri yang mirip dengan bunga Sakura yang ada di Negeri Matahari terbit itu.

Kelopaknya berwarna kuning, putih, dan merah muda  tumbuh bergerombol.

Karena keindahannya tersebut, membuat beberapa warga pun tertarik untuk mengabadikannya dengan memfoto bunga Tabebuya yang bermekaran tersebut. 

Satu diantaranya,  Isnaini Fadillah (27) warga Kepek, Wonosari, Gunungkidul. Dirinya mengatakan sengaja memfoto bunga tersebut karena terkesima dengan keindahannya.

"Sangat indah ya, vibes-nya kayak di Jepang, itu mirip bunga sakura. Apalagi ini yang warna kuning sangat menarik perhatian sekali, sayang saja rasanya kalau tidak difoto. Apalagi ini kan mekarnya cuma sekali setahun saja,"ujarnya saat ditemui di lokasi Selasa (1/10/2024).

Sementara itu, Kepala UPT Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul Heri Kuswantoro mengatakan pohon Tabebuya yang tengah bermekaran tersebut ditanam sejak tahun 2017 lalu.

"Penanaman pohon ini disengaja untuk tujuan perbaikan lingkungan dan  mempercantik wajah kota,"ujarnya.

Ia mengatakan, pohon Tabebuya yang ditanam berjumlah sekitar 200 pohon.

Penanaman disebar di sejumlah lokasi di antaranya di  Jalan Veteran, Agus Salim, Jalan Brigjend Katamso. Serta, ada juga yang  ditanam di Taman Kota, dan ranah terbuka hijau, dan di sekitar TPA Wukirsari.

"Pohon Tabebuya yang ditanam jenis adanya tiga dilihat dari warna bunganya.  Ada yang kuning, merah muda, dan putih. Kalau berbunga seperti ini tampak jelas kalau tidak berbunga membedakan yang warna merah mudah dan putih sulit karena mirip sekali,"ucapnya.

Ia mengatakan, mekarnya bunga Tabebuya memang biasa terjadi setiap akhir September atau memasuki awal Oktober.

Biasanya bunga yang bermekaran tersebut tidak bertahan lama , hanya sekitar 2-3 hari kemudian gugur atau jatuh.

"Bermekarannya memang  setiap akhir September atau awal Oktober seperti ini, biasanya bermekaran-nya tidak lama itu palingan cuma berapa hari langsung gugur,"ujarnya.

Saat ditanya soal reaksi masyarakat yang senang melihat pohon Tabebuya bermekaran dan dimiripkan dengan negeri Jepang , dirinya pun mengaku sangat  senang.

"Ya pastinya senang karena masyarakat turut senang, ya jepang ala-ala Gunungkidul. Yang paling penting dengan adanya keindahan bunga ini bisa menyampaikan pesan ke masyarakat agar bisa menjaga bersama keindahannya," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved