Arti Kata

APA ITU Istilah Doom Spending? Kenapa Kebiasaan Ini Memicu Kemiskinan di Kaum Milenial dan Gen Z?

Generasi Z dan Milenial semakin terjerumus dalam perilaku pengeluaran yang berbahaya, dikenal dengan istilah "Doom Spending". Apa Itu?

|
freepik
Apa Itu Istilah Doom Spending? Kenapa Kebiasaan Ini Memicu Kemiskinan di Kaum Milenial dan Gen Z? 

TRIBUNJOGJA.COM - Di tengah berita buruk yang kerap menghiasi media, Generasi Z dan Milenial semakin terjerumus dalam perilaku pengeluaran yang berbahaya, dikenal dengan istilah "Doom Spending".

Istilah ini merujuk pada kebiasaan belanja berlebihan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. 

Banyak yang berpendapat, perilaku ini dipicu oleh rasa pesimisme terhadap kondisi ekonomi di masa depan.

Apa Itu Doom Spending? Bagaimana Dampak Doom Spending?

Apa Itu Doom Spending? Bagaimana Dampak Doom Spending?
Apa Itu Doom Spending? Bagaimana Dampak Doom Spending? (freepik)

Doom Spending merujuk pada kebiasaan berbelanja berlebihan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. 

Menurut Psychology Today, perilaku ini muncul sebagai mekanisme pertahanan, di mana individu merasa tertekan oleh kondisi ekonomi yang memburuk dan berbagai isu sosial lainnya. 

Generasi muda ini cenderung mencari pelarian dari stres dengan membeli barang-barang, yang memberikan kebahagiaan sementara namun tidak berkelanjutan.

Biasanya, Doom Spending muncul sebagai mekanisme pelarian bagi para milenial dan Gen Z yang merasa tertekan akibat berbagai tantangan yang mereka hadapi, seperti ketidakstabilan politik dan perubahan iklim. 

Rasa stres yang muncul mendorong mereka untuk berbelanja lebih banyak, berharap dapat menemukan kebahagiaan sesaat di balik tumpukan barang baru.

Dilansir Tribunjogja.com dari berbagai sumber, Ylva Baeckstrom, dosen senior keuangan di King’s Business School, London, menekankan bahwa kebiasaan ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga dapat memperburuk kesenjangan ekonomi yang ada. 

Di era digital, berita buruk tentang kondisi dunia yang terus menerus muncul di media sosial, membuat generasi muda merasa seolah-olah dunia berada di ambang kehancuran. 

Dalam kondisi seperti ini, belanja menjadi salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian dan mengalihkan perhatian dari masalah yang ada.

Baca juga: Apa Itu Kabinet Zaken? Ini Asal Muasal Katanya, dari Bahasa Belanda dan Bersinggungan dengan Politik

Kebiasaan Doom Spending ini bukanlah tanpa konsekuensi. 

Survei terbaru menunjukkan bahwa hanya 36,5 persen orang dewasa di seluruh dunia merasa lebih baik secara finansial dibandingkan orang tua mereka. 

Banyak dari mereka justru merasa lebih buruk, menandakan bahwa generasi muda berpotensi menghadapi masa depan yang lebih sulit.

Kebiasaan belanja impulsif sebagai bentuk penghargaan diri, atau self-reward, dapat menjadi bumerang. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved