Mubeng Kampus Jogja

STEM Bisa Dukung Keberlanjutan Lingkungan dan Atasi Perubahan Iklim

Keterampilan di ranah Science, Technology, Engineering dan Mathematics (STEM) perlu ditingkatkan untuk mengembangkan teknologi yang mendukung keberlan

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ardhike Indah
Prof. Ahmad Qablan, Ph.D. dari College of Education, United Arab Emirates University sampaikan tentang pengembangan STEM yang mendukung keberlanjutan lingkungan di FMIPA UNY, Kamis (19/9/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Keterampilan di ranah Science, Technology, Engineering dan Mathematics (STEM) perlu ditingkatkan untuk mengembangkan teknologi yang mendukung keberlanjutan lingkungan.

Hal itu menjadi salah satu isu yang dibahas di The 9th International Seminar in Sciences, Environment and Education pada Kamis dan Jumat (19-20/9/2024) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Prof. Ahmad Qablan, Ph.D. dari College of Education, United Arab Emirates University, menyampaikan pentingnya keterampilan STEM dalam enam sektor pertumbuhan global, meliputi utilitas, manufaktur berbasis kimia, konstruksi, distribusi komunikasi, layanan bisnis, serta kesehatan dan pendidikan publik.

Menurutnya, pengembangan keterampilan ini sangat relevan untuk mengatasi perubahan iklim, khususnya dalam pengembangan teknologi energi yang ramah lingkungan.

"Teknologi batu bara bersih, rekayasa nuklir, teknologi sel bahan bakar, dan energi terbarukan menjadi beberapa area penting dalam STEM. Keberhasilan integrasi STEM diharapkan mampu menciptakan solusi energi yang lebih bersih dan efisien," ujar Qablan.

Namun, Qablan juga menyoroti beberapa tantangan dalam implementasi pendidikan STEM.

Salah satunya adalah kurangnya pelatihan bagi para guru serta pendekatan tradisional yang memisahkan setiap mata pelajaran secara terkotak-kotak.

Hal ini dapat menghambat penerapan STEM yang terintegrasi dengan baik dalam kurikulum pendidikan.

Selain itu, Prof. Dr. Ariswan, M.Si. dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyoroti pengembangan teknologi energi terbarukan, khususnya dalam meningkatkan efisiensi sel surya melalui rekayasa material semikonduktor.

Ia menjelaskan bahwa dengan memahami spektrum panjang gelombang matahari, material sel surya dapat direkayasa untuk menyerap lebih banyak energi, yang kemudian dikonversi menjadi listrik.

"Rekayasa material semikonduktor sangat penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi matahari. Dengan inovasi sel surya generasi ketiga berbasis sistem tandem, kita dapat meningkatkan efisiensi konversi energi dan mendorong penggunaan energi bersih di masa depan," ungkap Ariswan.

Sementara itu, dalam sambutan pembukaannya, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNY, Prof. Soni Nopembri, M.Pd., Ph.D., menekankan pentingnya integrasi pengetahuan lokal dalam penelitian ilmiah.

Ia percaya bahwa kearifan lokal yang telah teruji oleh waktu dapat memberikan solusi berkelanjutan bagi isu-isu global, seperti ketahanan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati.

"Seminar ini menjadi platform penting untuk mengeksplorasi bagaimana kemitraan internasional dan pengetahuan lokal dapat berkolaborasi guna mencapai SDGs. Melalui dialog yang bermakna dan kolaborasi kritis, kita dapat menciptakan solusi yang inklusif dan bermanfaat bagi manusia serta planet ini," kata Soni.

Seminar ini diharapkan menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan inovasi antara akademisi, praktisi, serta komunitas internasional dalam menghadapi tantangan global melalui pendekatan yang berbasis sains dan kearifan lokal. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved