Mahasiswa DTMI UGM Dibekali Wawasan K3 untuk Hadapi Industri, Kerja Aman Cegah Kecelakaan

Edukasi mengenai penerapan K3 perlu terus disosialisasikan, khususnya kepada mahasiswa yang akan segera terjun ke dunia industri.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Puluhan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada (DTMI UGM) mendapatkan wawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kolaborasi kampus dengan PT Sucofindo Cabang Semarang di kampus, Sabtu (21/9/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Puluhan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada (DTMI UGM) mendapatkan wawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kolaborasi kampus dengan PT Sucofindo Cabang Semarang.

Dosen Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM, Ardiyanto Ph.D, mengatakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) semakin menjadi perhatian utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia,

Maka, edukasi mengenai penerapan K3 perlu terus disosialisasikan, khususnya kepada mahasiswa yang akan segera terjun ke dunia industri.

"Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena industri terlibat langsung dalam mengenalkan pentingnya K3 kepada mahasiswa," ujar Ardiyanto seusai acara Sucofindo Goes to Campus di DTMI UGM, Sabtu (21/9/2024).

Ardiyanto menambahkan, budaya K3 yang positif tidak hanya soal mencegah kecelakaan, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman.

Lingkungan yang sehat dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dengan begitu, penting untuk memperkenalkan K3 sejak dini agar mahasiswa siap menghadapinya di dunia kerja.

"Saya berharap mahasiswa mendapat wawasan nyata dari industri terkait peran dan kontribusi K3, sehingga mereka memahami betapa pentingnya hal ini dalam pekerjaan mereka nanti," lanjut Ardiyanto.

Baca juga: SV UGM dan SEAMEO Buka Peluang Pembelajaran Terbuka Jarak Jauh Berbasis  AI

Wahyu Prabowo, Kepala Bidang Inspeksi Pengujian PT Sucofindo Cabang Semarang, juga menegaskan pentingnya penerapan K3 yang sesuai dengan regulasi, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

"Melalui kuliah umum ini, kami ingin mahasiswa mengenal lebih jauh tentang K3 dan SMK3 serta bagaimana dunia kerja mereka nanti," ujar Wahyu.

Ketika ditanya mengapa UGM menjadi pilihan, Wahyu menjelaskan mahasiswa UGM memiliki potensi besar dalam industri.

Banyak alumni UGM yang juga berkecimpung di industri serupa.

“Dengan pemahaman yang baik, diharapkan kecelakaan kerja dapat diminimalisir dan perusahaan bisa menghindari kerugian finansial serta menjaga reputasi,” tambahnya.

Nurrina Riska Amalia, dari QSHE Sucofindo, juga menekankan pentingnya manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

Menurutnya, perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja atau risiko kecelakaan tinggi diwajibkan menerapkan SMK3.

"Di UGM ini, banyak calon pemimpin masa depan. Jika mereka memahami pentingnya K3 dan SMK3, maka budaya K3 di Indonesia bisa berkembang lebih cepat dari target yang ditetapkan pemerintah," tandas Nurrina. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved