Tangani Kemacetan di Puncak Bogor, Menteri Sandiaga : Kita Mau Bangun Infrastruktur Kereta Gantung

Pemerintah sedang melakukan beberapa upaya untuk mengurai kemacetan yang selalu terjadi saat musim liburan di Puncak Bogor.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com/Ahmad Syarifudin
Menteri Sandiaga Salahuddin Uno saat kunjungan kerja di Kaliurang, Sleman, Yogyakarta Kamis (19/9/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno , mengatakan, pemerintah sedang melakukan beberapa upaya untuk mengurai kemacetan yang selalu terjadi saat musim liburan di Puncak Bogor.

Di antaranya dengan membangun kereta gantung (cable car) yang pembangunannya akan dikebut. 

"Kita akan membangun infrastruktur yaitu kereta gantung yang sekarang melihat kejadian kemarin, bahwa minat untuk berwisata di puncak (Bogor) masih di top of mind, ini akan kita kebut," kata Sandiaga saat kunjungan kerja di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Kamis (19/9/2024).

Melalui pembangunan infrastruktur tersebut, nantinya ada pengalihan arus lalulintas yang efektif.

Sebab, menurut dia, pemberlakuan ganjil genap maupun buka tutup arus sudah dilakukan 40 tahun lebih tetapi yang terjadi selalu penumpukan kendaraan, terutama di musim liburan.

Karena itu, pengelolaan kedepan dilakukan menggunakan Infrastruktur teknologi terkini namun tetap ramah lingkungan. 

Sebagaimana diketahui, kemacetan parah terjadi disepanjang jalur puncak Bogor, Jawa Barat pada Minggu, 15 September lalu.

Volume kendaraan di Puncak mengalami peningkatan selama long weekend yang bertepatan dengan libur Maulid Nabi Muhammad SAW dari 14 - 16 September 2024.

Sandiaga juga menyebut, untuk mengatasi kemacetan di Puncak Bogor, pihaknya juga telah melakukan manajemen krisis secara terintegrasi yang melibatkan lintas kementerian, lembaga dan Pemerintah Daerah.

Mengingat destinasi primadona di Bogor ini sudah jauh sekali di atas kemampuan daya dukungnya. 

"Jadi kami akan lakukan langkah-langkah penyesuaian dengan pembatasan, karena daya dukung dari puncak itu hanya sekian belas ribu kendaraan, tidak bisa ditambah apalagi (ditambah) dengan roda dua yang mencapai kemarin sampai lima puluh ribu (kendaraan)," ujar dia.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved