RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Bahas Tren Neuro-Onkologi dan Neurovaskular di Jogja

Agenda tersebut digelar selama Jumat dan Sabtu (13-14/5/2024) dan diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari bidang kedokteran, dosen maupun perawat

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menggelar 2nd Soeradji International Conference (SIC) di Sheraton Mustika Yogyakarta, Resort and Spa, Jumat (13/9/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menggelar 2nd Soeradji International Conference (SIC) di Sheraton Mustika Yogyakarta, Resort and Spa, Jumat (13/9/2024).

Agenda tersebut digelar selama dua hari, Jumat dan Sabtu (13-14/5/2024) dan diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari bidang kedokteran, dosen maupun perawat.

Tema besar yang diambil adalah Exploring Challenges Issues, Emerging Trends Neuro-Oncology & Neurovaskular Update yang membahas tentang tren terkini penyakit neurovaskular.

Ketua Panitia 2nd SIC, dr. Wisnu Baskoro, Sp.BS menjelaskan, isu tersebut diambil sebagai upaya untuk mengetahui tren terkini tentang penyakit neurovaskular, yakni stroke.

“Ini sesuai dengan program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ya. Kami prioritaskan untuk pelayanan stroke, neurovaskular dan neuro-onkologi yang sekarang, di Indonesia, angka kematian dan morbiditas dari penyakit tersebut cukup tinggi,” kata Wisnu ditemui wartawan di sela-sela agenda, Jumat (13/9/2024).

Dikatakannya, penyakit stroke masih menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia, selain serangan jantung.

Maka, untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan terhadap penanganan stroke, konferensi internasional itu juga mengundang pembicara dari luar negeri.

Baca juga: Gelar Sambang Warga di Desa Gombang, Bupati Klaten Dapat Aspirasi Soal Pemindahan Kantor Desa

Dari konferensi internasional ini, praktisi kesehatan bisa berbagi dengan rekan sejawat untuk penanganan penyakit vaskular dan onkologi.

“Stroke itu pasti mendadak. Kalau tidak mendadak, namanya bukan stroke. Sayangnya, di Indonesia, belum siap untuk melakukan skrining. Padahal, skrining itu penting karena jadi salah satu tindakan preventif,” bebernya.

Wisnu menjelaskan, apabila seseorang memiliki gangguan vaskular, jika tidak ditangani dengan tepat, akan menimbulkan kematian atau kecacatan.

Dia pun menekankan, orang yang terkena serangan stroke harus segera dibawa ke rumah sakit untuk segera diketahui penyebabnya.

Hal ini karena cara penanganan penyebab stroke berbeda-beda.

“Harus ditentukan penyebab (stroke). Apakah ada sumbatan atau pendarahan. Kalau pendarahan itu contohnya karena darah tinggi, kalau sumbatan itu karena diabetes,” jelas dia.

Ia mengungkap, jika sumbatan terjadi di jantung, maka akan menyebabkan serangan jantung. Sementara, jika sumbatan terjadi di otak, maka menyebabkan serangan stroke.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved