Hujan Turun, Siaga Darurat Kekeringan di DIY Belum Dicabut
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad bahwa fenomena hujan di DIY disebut masih akan berlangsung sampai hari ini 11 September 2024.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Meskipun hujan telah mengguyur wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam beberapa hari terakhir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY masih belum berencana mencabut status siaga darurat kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad bahwa fenomena hujan di DIY disebut masih akan berlangsung sampai hari ini 11 September 2024.
Noviar Rahmad mengatakan, berdasarkan koordinasi pihaknya dengan BMKG setempat disebutkan bahwa musim hujan akan tiba pada dasarian ketiga Oktober mendatang. Hujan beberapa hari terakhir sifatnya masih ringan dan sementara.
"Sekarang belum musim hujan sehingga status siaga darurat kekeringan masih dipertahankan," kata Noviar, Rabu (11/9/2024).
Menurut Noviar, turunnya hujan di saat musim kemarau merupakan hal yang biasa.
Namun secara resmi musim penghujan yang sebenarnya akan datang pada dasarian 3 Oktober mendatang. Itu berdasarkan hasil koordinasi pihaknya dengan BMKG setempat.
"Fenomena hujan di tiga hari ini itu biasa dan memang belum masuk musim hujan sekarang, resminya baru akan datang pada akhir Oktober mendatang," katanya. Noviar menambahkan, aktivitas penyaluran air bersih di sejumlah daerah yang mengalami kekeringan masih terjadi.
Baca juga: BMKG : Prakiraan Potensi Hujan di DIY 3 Hari ke Depan Cukup Tinggi
Terutama di Gunungkidul yang dampaknya sangat serius, beberapa kecamatan atau kapanewon di wilayah itu disebut masih membutuhkan bantuan air bersih.
"Karena hujan beberapa hari ini kan belum bisa mencukupi kebutuhan air terutama di Gunungkidul, beberapa kecamatan masih kekeringan," ungkapnya.
Sementara terkait rencana rekayasa cuaca yang sebelumnya direncanakan bersama BNPB beberapa waktu lalu, Noviar mengatakan hal tersebut masih dipertimbangkan.
Pasalnya, di beberapa daerah Indonesia terutama DIY sudah mulai muncul titik hujan. Maka BNPB masih mempertimbangkan rencana tersebut.
"Rencana itu kan juga mahal, maka BNPB mempertimbangkan apalagi titik hujan sudah muncul apakah diperlukan atau tidak itu dipertimbangkan dulu dan dari sana belum menyetujui," pungkasnya. (*)
Laporan BPBD DIY soal Dampak Hujan Deras Disertai Angin di Yogyakarta dan Sekitarnya |
![]() |
---|
Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Sleman Rusak Belasan Rumah Warga |
![]() |
---|
BPBD Kulon Progo Catat Ada 13 Titik Kejadian Dampak Hujan Ekstrem, Sebagian Besar di Sentolo |
![]() |
---|
Dampak Hujan Lebat dan Angin Kencang: Ada 21 Kejadian Bencana di Bantul, Kerugian Capai Rp152 Juta |
![]() |
---|
Dampak Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Wilayah Yogyakarta, Sleman dan Bantul |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.