Kontroversi Chattra Candi Borobudur
Kilas Balik Polemik Chattra Borobudur sejak Era Theodore van Erp
Tugas restorasi Borobudur dilaksanakan van Erp dari 1907 hingga 1911, yang menghasilkan penampakan candi itu seperti yang sekarang
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Iwan Al Khasni
Tetapi karena ada keraguan, van Erp menandai gambar bagian atas stupa utama dengan arsiran yang berbeda dengan bagian bawah badan stupa yang pasti.
Rekonstruksi lalu dilakukan menggunakan bahan-bahan batu baru yang dibuat sesuai gambar kerja chattra versi van Erp.
Setelah selesai, chattra terpasang di akhir bulan Oktober 1911, saat restorasi Candi Borobudur diharapkan selesai dan diserah-terimakan.
Tapi kemudian asisten van Erp, Jean Jacques de Vink melaporkan di sisi timur dasar bukit candi, mereka menemukan fondasi persegi panjang dari batu bata merah.
Lokasinya sekitar 60 cm di bawah permukaan tanah, yang di tengah-tengahnya, berjajar, terdapat tiga lobang, dikelilingi oleh batu bata.
De Vink ternyata menemukan tempat pemakaman di kawasan candi dan guci-guci yang ada di dalamnya itu itu adalah guci-guci pemakaman, berisi abu tiga orang yang dimakamkan di sana.
Informasi dari de Vink ini tercatat dalam Notulen Bataviaasch Genootshap yang tertulis pada awal tahun 1912, halaman 23-26.(NJ Krom, 1927:12)
Seketika itu juga jelas bagi van Erp bahwa Candi Borobudur tidak berdiri sendiri, hampir pasti ada bangunan-bangunan penunjang lainnya dan jelas ada stupa-stupa lain di sekitarnya.

Van Erp tahu dia keliru menduga tentang keberadaan chattra di Borobudur. Ia sekarang mengerti keping-keping chattra yang ditemukan, jelas tidak hanya bisa berasal dari candi utama.
Hal ini didukung desain bentuk dan rupa stupa seperti stupa utama Borobudur ada dan terukir pada panel di dinding utama, lorong terakhir candi.
Tanpa keraguan lagi, van Erp membongkar chattra yang sudah terpasang dan menurunkannya pada akhir Oktober atau November 1911.
Pada November atau Desember 1911, yasti stupa induk diselesaikan dan dirapikan berdasarkan kondisi dan analogi pemugaran yang tepat.
Sejak itu, fragmen-fragmen batu rekonstruksi chattra Borobudur versi Theodore van Erp terlupakan, berserakan di antara sampah-sampah bebatuan Borobudur di lereng bukit sisi barat.
Hingga pada tahun 1995, para pencari batu Borobudur menemukan kembali potongan-potongan batu mencurigakan, diawali temuan Pak Dailami, kini sudah almarhum.
Batu-batu yang ditemukan Dailami jenisnya batu bertakik dan kuncian yang belakangan dikenali sebagai tangkai dasar bagian chattra.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.