Erupsi Gunung Merapi

Merapi Luncurkan Guguran Lava Pijar Sebanyak 42 Kali Selama 6 Jam Terakhir

BPPTKG mencatat Gunung Merapi meluncurkan 42 guguran lava selama enam jam terakhir terhitung mulai pukul 00.00-06.00 WIB.

Dok BPPTKG
Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah terpantau mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa (18/6/2024) malam 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - BPPTKG mencatat Gunung Merapi meluncurkan 42 guguran lava selama enam jam terakhir terhitung mulai pukul 00.00-06.00 WIB.

Guguran lava pijar Gunung Merapi meluncur sejauh 1600 meter ke arah barat daya atau ke arah Kali Bebeng.

Kemudian juga terjadi  54 guguran, dengan amplitudo : 3-28 mm, dan durasi : 51.08-170.2 detik. Hybrid/Fase Banyak terjadi 3 kali, amplitudo : 3-7 mm, S-P : 0.3-0.4 detik, dan durasi : 7.36-8.4 detik.

Menurut pengamatan meteorologi, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 13.9-18 °C, kelembaban udara 47-94 persen, dan tekanan udara 768.8-918.3 mmHg.

Sementara menurut pengamatan visual gunung jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

Hingga saat ini, Gunung Merapi masih berstatus Siaga atau level III. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Baca juga: UPDATE Aktivitas Gunung Merapi, Kamis 29 Agustus 2024: Teramati 5 Kali Guguran Lava ke Barat Daya

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Untuk itu, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi, dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

BPPTKG akan terus memantau aktivitas Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (maw)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved