Rangkuman Pengetahuan Umum

Rangkuman Materi IPAS Kelas 5 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka Tentang Ekosistem

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas materi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas 5 SD bab 2 dengan tema “Harmoni dalam Ekosistem”.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Buku IPAS Kelas 5 SD
Rangkuman Materi IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka 

TRIBUNJOGJA.COM – Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas materi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas 5 SD bab 2 dengan tema “Harmoni dalam Ekosistem”.

Dilansir dari buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka yang ditulis oleh Amalia Fitri Ghaniem, dkk, 2021.

Dalam bab 2 ini, siswa akan belajar mengenai hubungan antarmakhluk hidup pada suatu ekosistem dalam bentuk jaring-jaring makanan, proses transformasi antarmakhluk hidup dalam suatu ekosistem, dan bagaimana transformasi energi dalam suatu ekosistem berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Dalam bab 2 ini terdapat 3 topik yang akan siswa bahas dan pelajari.

Baca juga: Rangkuman Materi IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Bab 1: Sifat Bunyi, Tinggi Rendah dan Intensitas

TOPIK A MEMAKAN DAN DIMAKAN

A. Ekosistem

Ekosistem adalah tempat tinggal atau suatu sistem ekologi yang dibentuk dari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Para ilmuwan membagi ekosistem menjadi 2 yaitu :

1. Terestrial atau ekosistem darat.

2. Non terestrial atau ekosistem non darat.

B. Rantai Makanan

Dalam sebuah ekosistem, makhluk hidup bisa menjadi sumber energi untuk makhluk hidup lainnya.

Sumber energi berarti sumber makanan.

Contoh hubungan antarmakhluk :

1. Tumbuhan menggunakan energi cahaya dari matahari untuk berfotosintesis. Proses ini membuat tumbuhan bisa menghasilkan makanan sendiri. Oleh karena itu, dalam sebuah ekosistem tumbuhan disebut dengan produsen.

2. Kelinci memakan tumbuhan untuk mendapatkan energi. Di sini, kelinci berperan sebagai konsumsi tingkat 1.

3. Kemudian, elang adalah hewan pemangsa atau predator. Elang memakan kelinci untuk mendapatkan energi. Di sini elang berperan sebagai konsumen tingkat 2.

Contoh di atas bisa menggambarkan hubungan dalam bentuk rantai makanan seperti :

Rumput -> Kelinci -> Elang

Konsumen paling akhir bisa disebut sebagai puncak dari rantai makanan.

Bagian tersebut bisa diisi dengan hewan karnivora atau omnivora.

Biasanya, hewan ini tidak diburu oleh hewan lainnya untuk menjadi makanan. 

Umumnya, mereka mati karena waktu, bertarung dengan predator lainnya saat berburu makanan atau diburu oleh manusia.

Ketika makhluk hidup mati, bangkainya akan membusuk dan diuraikan oleh dekomposer. 

Bakteri dan jamur adalah contoh dari dekomposer.

Hasil penguraian ini akan bercampur dengan tanah dan membentuk humus. Jadi, tanah yang mengandung humus sangat dibutuhkan tumbuhan untuk tumbuh dengan baik.

Keberadaan dekomposer membantu mendaur ulang proses rantai makanan agar kembali ke tumbuhan.

Dengan adanya dekomposer ini, proses makan dan dimakan dalam ekosistem menjadi siklus yang terus berputar.

Contoh berbagai rantai makanan

1. Rantai makanan hewan omnivora : mereka bisa memakan tumbuhan dan juga hewan. Hewan omnivora bisa menjadi konsumen 1, 2, atau bahkan 3.

Contohnya : Monyet bisa memakan buah dan serangga yang bersarang di pohon.

2. Pada ekosistem laut : tokoh utamanya ternyata tumbuhan yang tidak terlihat oleh mata kita.

Namanya fitoplankton dan jumlahnya sangat banyak di laut.

Rumput laut dan lamun juga termasuk produsen di ekosistem pantai, karena butuh sinar matahari untuk fotosintesis maka organisme ini hidup di permukaan air laut dan organisme ini menjadi sumber makanan bagi banyak hewan di laut.

Fitoplankton -> Zooplankton -> Hewan berukuran kecil yang ada di laut -> Burung pelikan

Rantai makanan tidak selalu memiliki urutan atau proses yang panjang. 

C. Jaring-jaring Makanan

Jaring-jaring makanan adalah kumpulan rantai makanan yang saling berkaitan pada satu ekosistem yang sama.

Hal ini dapat terjadi karena dalam ekosistem yang luas, makhluk hidup yang sama bisa berada pada lebih dari satu rantai makanan.

Pada jaring-jaring makanan konsumen bisa memiliki peran yang berbeda.

TOPIK B MEMAKAN DAN DIMAKAN

A. Piramida Makanan

Piramida makanan sama seperti jaring-jaring makanan yang menggambarkan hubungan makan dan dimakan antarmakhluk hidup.

Namun, pada piramida makanan dapat dilihat banyak energi yang tersedia.

Masing-masing peran pada piramida makanan diletakkan seperti gambar berikut.

Piramida makanan kelas 5
Gambar Piramida Makanan

Semakin rendah tingkatannya akan semakin banyak jumlah tumbuhan atau hewan yang termasuk di dalamnya.

Sebaliknya, semakin tinggi tingkatannya, maka semakin besar ukuran dan semakin sedikit jumlah hewan yang termasuk di dalamnya.

Hal ini berkaitan dengan transfer energi yang terjadi antarmakhluk hidup.

B. Energi Disalurkan Antarmakhluk Hidup

Semua energi bermula dari matahari. Tanpa matahari, tanaman tidak bisa memproduksi makanannya.

Dengan demikian tidak ada produsen yang bisa makan oleh herbivora.

Hal ini akan berdampak pula dengan kelangsungan hidup hewan karnivora.

Peran dekomposer yang menguraikan bangkai makhluk hidup, dengan adanya dekomposer energi yang tersalurkan kembali ke tumbuhan melalui nutrisi dalam tanah.

TOPIK C EKOSISTEM YANG HARMONIS

Jaring-jaring makanan sangat berkaitan erat dengan populasi makhluk hidup.

Karena proses ini menggambarkan keberlangsungan hidup anggota ekosistem.

Jika hewan bisa di makan, maka akan bertahan hidup dan bisa berkembang biak.

Jika hewan dimakan maka jumlahnya akan berkurang.

Semua ini berlangsung secara alami dan membuat ekosistem tetap seimbang.

A. Keseimbangan Ekosistem

Jaring—jaring makanan membantu tetap terkendalinya pertumbuhan makhluk hidup.

Dengan adanya makhluk hidup yang menjadi sumber makanan, maka populasi makhluk hidup akan tetap terjaga.

Jika salah satu komponen hilang, maka dapat menyebabkan hilangnya satu sumber makanan. 

Hal ini akan berdampak pada keseimbangan jaring-jaring makanan.

Jaring-jaring makanan kelas 5 sd - 2
Gambar Jaring-jaring Makanan

B. Penyebab Ketidakseimbangan Ekosistem

Gangguan pada ekosistem bisa terjadi karena adanya bencana alam dan ulah manusia.

Bencana alam, seperti gunung meletus dan kebakaran hutan akibat kemarau panjang dapat merusak ekosistem karena banyak makhluk hidup yang mati.

Namun, fenomena ini pada jangka panjang dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi ekosistem tersebut. 

Tanah di sekitar gunung yang meletus akan menjadi tanah yang subur untuk pertumbuhan aneka macam tumbuhan.

Banyak sekali ulah manusia di Bumi ini yang membuat perubahan di ekosistem dan menyebabkan terganggunya keseimbangan jaring-jaring makanan yang ada di alam.

Berikut ini contoh perubahan yang menganggu keseimbangan ekosistem.

ketidakseimbangan ekosistem
Gambar

Dari penjelasan materi di atas, siswa diharapkan bisa lebih memahami materi dan mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. (MG Madah Mazzidah)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved