Perlu Hilirisasi Penanganan Sampah untuk Yogyakarta yang Lebih Bersih
Volume sampah yang terus meningkat, terutama dari sampah plastik dan limbah rumah tangga, menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
Penulis: Santo Ari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Masalah sampah merupakan tantangan besar yang dihadapi banyak daerah, termasuk Kota Yogyakarta.
Volume sampah yang terus meningkat, terutama dari sampah plastik dan limbah rumah tangga, menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DIY, Wawan Harmawan mengusulkan adanya hilirisasi pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta.
Ia menilai masalah sampah perlu mendapat sorotan serius dari berbagai pihak. Namun, konsep yang dibangun harus berorientasi pada pengolahan sampah menjadi barang yang memiliki fungsi tepat guna.
“Kalau kita memikirkan soal sampah adalah dibuang (ke wilayah tertentu) atau dibakar saja, itu masih kurang menjawab. Makanya, kita perlu solusi konkrit memanfaatkan azas reduce, reuse, recycle. Artinya, sampah bisa kita kelola dan kita manfaatkan untuk kita juga,” kata Wawan, usai mengunjungi SMK SMTI Yogyakarta, Jumat (16/08/2024).
Lebih jauh, Wawan menjelaskan bahwa kunjungannya ke SMK SMTI Yogyakarta ini, untuk memelajari sekaligus membuka ruang diskusi baru di kalangan akademik.
Menurutnya, SMK bisa diajak untuk merakit mesin-mesin yang dapat mengurai dan mengolah sampah secara mikro maupun makro.
Dari kunjungan tersebut, Wawan melihat, hilirisasi pengolahan sampah ini bisa menjadi ekosistem baru untuk dikembangkan pemerintah.
Dia menilai, dengan mendaur-ulang sampah menjadi beberapa benda yang bisa dimanfaatkan, maka persoalan sampah bukan hanya dipindah, tapi bisa diselesaikan bersama-sama.
Baca juga: Pemkab Bantul Masih Butuh TPSS untuk Atasi Permasalahan Sampah sampai Akhir 2024
Bakal Calon Walikota Yogyakarta ini mencontohkan, sampah plastik dapat diolah jadi biji plastik, kemudian dicetak menjadi barang-barang yang memiliki nilai ekonomis seperti menjadi tempat sampah atau bahkan menjadi panel plastik untuk kanopi.
Sementara untuk sampah organik bisa jadi pupuk, kemudian kita bagikan ke petani urban.
“Memang perlu riset dan pengembangan mendalam soal ini. Kalau sudah berjalan, nanti bisa kita nikmati bersama,”papar itu.
Meski demikian Wawan juga mengajak masyarakat untuk makin meningkatkan kepeduliannya terhadap masalah sampah.
Dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam proses pemilahan sampah dan kesadaran untuk tak membuang sampah sembarangan.
"Mari sama-sama kita tingkatkan kesadaran dan partisipasi mengenai sampah ini. Kolaborasi bersama pemerintah dengan masyarakat diperlukan dalam penanganan sampah ini. Harapannya masalah sampah di Kota Yogyakarta ini bisa diatasi dengan cepat dan baik," pungkasnya.(*)
Pelajar di Bantul Jadi Korban Pengeroyokan, Lapor Polisi |
![]() |
---|
Mengenal ASSA, Wadah untuk Para Pendidik Kreatif yang Siap Adopsi Transformasi Teknologi |
![]() |
---|
Empat Desa di Kabupaten Klaten Masuk Daftar Rawan Peredaran Narkoba |
![]() |
---|
Mengenal Inovasi Smart City: Dari Daerah untuk Ketahanan Nasional |
![]() |
---|
Keracunan MBG Pelajar di DIY, Ombudsman: Program Nyaris Tanpa Pengawasan, Pelanggaran Nir Sanksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.