Kisah Relawan Satwa di Gunungkidul Tangkap Monyet Ekor Panjang yang Teror Warga Logandeng

Relawan satwa dan lingkungan dari Komunitas Manah Ati Gunungkidul sering mendapat permintaan dari masyarakat untuk membantu evakuasi satwa liar itu

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Penampakan monyet ekor panjang yang diamankan warga dan Komunitas Manah Ati di Logandeng, Playen, Gunungkidul. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Teror monyet ekor panjang (MEP) di sejumlah wilayah di Kabupaten Gunungkidul sering dirasakan oleh warga.

Terbaru, pada awal Agustus 2024, teror ini sempat dirasakan oleh warga Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Relawan satwa dan lingkungan dari Komunitas Manah Ati Gunungkidul sering mendapat permintaan dari masyarakat untuk membantu evakuasi satwa liar tersebut.

Hal itu diungkap oleh anggota Komunitas Manah Ati, Dwi Arianto.

Dia bercerita jika pada Sabtu (3/8/2024) lalu, kera ekor panjang masuk ke perkampungan di Kalurahan Logandeng.

Aksi teror itu membuat warga ketakutan dan meminta bantuan komunitasnya untuk melakukan evakuasi.

"Di Logandeng itu kejadian sekitar 3 Agustus kemarin, ada monyet masuk perkampungan jumlahnya sekitar tiga ekor," ujarnya saat berbincang dengan TribunJogja.com, Jumat (9/8/2024).

Saat monyet tersebut masuk perkampungan, warga mencoba mengusir dengan peralatan seadanya. Kemudian, warga juga terpaksa untuk ronda malam demi menjaga kondusivitas perkampungan.

"Tapi sekarang monyetnya sudah ditangkap, itu ditangkap dengan menggunakan perangkap dari BKSDA," ucapnya.

Baca juga: Mata Air Kali Ngreneng di Gunungkidul Bakal Aliri 800 Hektare Lahan Pertanian 

Tiga ekor monyet itu, lalu diserahkan ke BKSDA untuk dibawa ke Stasiun Flora dan Fauna (SFF) di Bunder, Playen untuk menjalani karantina sebelum di lepas liarkan ke habitat aslinya.

Kata pria yang akrab disapa Rinto itu, teror monyet ekor panjang di Logandeng baru pertama kali terjadi.

Komunitasnya, dalam beberapa waktu sering mendapat permintaan untuk menangani konflik satwa dan manusia, namun belum pernah di Logandeng.

Biasanya, dia dan rekan-rekannya mendapat permintaan menangani satwa di daerah Kalurahan Kepek dan Jetis, Kapanewon Saptosari hingga Kalurahan Hargosari Kapanewon Panggang.

"Kalau di Logandeng baru kali ini. Mungkin karena luasan habitat dan sumber pakan yang berkurang jadi monyet nyari makan di pemukiman warga," ulasnya.

Dia menjelaskan, selain mengevakuasi monyet, pihaknya juga sering mengevakuasi reptil di beberapa wilayah.

"Untuk tahun ini sudah ada tiga kali di Karangduwet, Paliyan, Wareng, Wonosari dan Logandeng, Playen," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved