Berita Bisnis Terkini
ETF Ethereum Resmi Diperdagangkan, Potensi Kenaikan Lanjutan Bitcoin?
Reli BTC baru-baru ini telah menemui hambatan di sekitar level US$68.200, yang menunjukkan bahwa para investor dan trader sedang menjual.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
Tribunjogja.com - Bitcoin (BTC) telah menunjukkan performa yang mengesankan dalam satu pekan terakhir dengan mencatatkan kenaikan harga lebih dari 12 persen, dari level US$60.000 mencapai titik tertinggi mingguan di US$68.295 pada Senin (22/7).
Jika dilihat dari level terendahnya pada 5 Juli lalu ketika BTC menyentuh area US$54.000, performa kenaikan harga yang dibukukan
mencapai 25 persen.
Salah satu faktor utama yang mendukung momentum bullish ini adalah antisipasi peluncuran perdagangan ETF Ethereum spot pertama di Amerika Serikat hingga aliran dana ETF BItcoin spot menunjukkan netflow positif selama 12 hari perdagangan berturut-turut sejak 5 Juli.
Namun, ketika ETF Ethereum resmi diperdagangkan pada Selasa (23/7), mengapa Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan tetap stabil?
Trader Tokocrypto , Fyqieh Fachrur, menyoroti harga Bitcoin yang tidak selalu naik secara konsisten.
Reli BTC baru-baru ini telah menemui hambatan di sekitar level US$68.200, yang menunjukkan bahwa para investor dan trader sedang menjual pada posisi tersebut.
Para pelaku pasar akan berusaha mendorong BTC di bawah US$66.000, yang dapat memicu penurunan yang signifikan.
"Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor utama, seperti pengembalian Bitcoin oleh Mt. Gox yang kini sedang dalam proses mengembalikan lebih dari 140.000 BTC kepada kreditor. Kekhawatiran bahwa pasokan BTC yang berlebih dapat mempengaruhi harga di pasar cukup beralasan," kata Fyqieh.
"Selain itu, pemerintah AS baru-baru ini memindahkan BTC senilai US$4 juta ke Coinbase Prime, menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan penjualan. Pergerakan ini sering kali menjadi perhatian pasar karena pemerintah AS memegang BTC dari berbagai penyitaan. Kemudian, CSOP Asset Management, salah satu manajer aset terbesar di China, berencanameluncurkan ETF baru untuk shorting BTC. Ini bisa menyebabkan aliran modal yang lebih besar ke produk short, yang berpotensi meningkatkan tekanan jual di pasar," tambahnya.
Dampak Jangka Pendek dan Prospek Masa Depan
Dalam jangka pendek, penurunan harga BTC sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran tentang pasokan BTC yang berlebih akibat pengembalian dana Mt. Gox dan spekulasi terkait transaksi pemerintah AS.
Peluncuran ETF yang berfokus pada shorting BTC juga dapat berkontribusi pada volatilitas pasar.
Namun, Fyqieh menambahkan, "Meskipun ketidakstabilan pasar dalam jangka pendek, penyelesaian masalah besar seperti pengembalian dana Mt. Gox bisa menjadi positif untuk pasar kripto secara keseluruhan. Dengan selesainya pengembalian dana, pasar bisa mendapatkan stabilitas lebih besar dan berpotensi mengalami kenaikan di masa depan."
Investor perlu mempertimbangkan dinamika pasar dan situasi makroekonomi yang sedang berlangsung, seperti hasil pemilu AS dan potensi perubahan kebijakan pemerintah terhadap kripto .
Penarikan diri Presiden Joe Biden dari pemilihan AS mendatang telah menciptakan spekulasi bahwa kebijakan yang lebih mendukung kripto mungkin akan diadopsi, tergantung siapa yang akan terpilih.
Jelang Natal, Perajin Patung Rohani di Bantul Banjir Pesanan |
![]() |
---|
KAI Daop 6 Yogyakarta Siap Dukung Program Angkutan Motor Gratis Periode Natal 2024 |
![]() |
---|
Transaksi Pembayaran Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sambut Libur Akhir Tahun, YIA Kulon Progo Akan Turunkan Tarif PJP2U dan PJ4U hingga 50 Persen |
![]() |
---|
Truk Mogok di Perlintasan Kereta Wilayah Purwokerto, Sejumlah KA Alami Kelambatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.