6 FAKTA Mahasiswi Unisa Yogyakarta Tewas Hindari Klitih, Ayahnya Tak Sempat Ikut Memakamkan
Seorang mahasiswi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal yang terjadi Sabtu (20/7/2024) dini hari
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Seorang mahasiswi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal yang terjadi Sabtu (20/7/2024) dini hari.
Kapolresta Yogyakarta, Kombespol Aditya Surya Dharma mengatakan, kecelakaan bermula saat UFA asal Kotamobagu, Sulawesi Utara, ini melintas di Jalan Kusumanegara bersama teman prianya dengan inisial MSR menggunakan sepeda motor.
"Melaju di Jalan Kusumanegara menghindari orang dan menabrak pembatas jalan," ujar Aditya, saat ditemui di Polresta Yogyakarta, Kamis (25/7/2024).
Berikut enam fakta mahasiswi Unisa Yogyakarta yang tewas menghindari klitih di Jalan Kusumanegara:
1. Hindari orang bersajam
UFA dan temannya, MSR melintas di Jalan Kusumanegara dini hari lantaran ingin mencari makan.
Namun, di tengah jalan, kala itu, ada dua orang yang salah satunya membawa senjata tajam dan diduga mabuk.
"Termonitor 2 orang dengan 1 menggunakan sajam yang berteriak-teriak di tengah jalan kepada masyarakat pengguna jalan akan melewati," ujar Aditya.
Melihat adanya seseorang yang berteriak dan mengayunkan senjata tajam, MSR lalu menghindarinya dengan cara menambah gas dan melintasi kedua orang itu dari arah kiri.
Keterangan itu disampaikan MSR kepada polisi pada Selasa (23/7/2024). Keterangan tersebut mematahkan dugaan polisi bahwa pengemudi tak dapat menguasai laju kendaraan.
"Pengendara Vespa pada tanggal 23 Juli 2024 melaporkan ke Satreskrim Polresta bahwa yang dialaminya sebelum kecelakaan karena dicegat oleh seseorang yang membawa senjata tajam hingga takut serta berusaha menghindar dan oleng menabrak pembatas jalan," ungkapnya.
2. Dua orang bersajam keluar dari asrama mahasiswa di daerah tersebut
Aditya mengatakan, kedua pelaku keluar dari asrama, lalu berdiri di tengah jalan dengan berteriak, serta satu orang mengayunkan senjata tajam.
"Hasil dari CCTV ada 2 orang, 1 yang bawa sajam. Sedang kami dalami (identitas), ada beberapa petunjuk dari saksi kami dalami lagi," ucap dia.
Saat disinggung apakah dua orang yang berteriak ini mabuk, sampai saat ini kepolisian masih mendalami hal itu.
"Apakah itu nanti mabuk atau tidaknya kami dalami dulu, kalau sudah mendapatkan orangnya akan kami sampaikan lagi," kata dia.
3. Korban tak mengenakan helm
Polisi mengungkapkan posisi UFA saat kecelakaan yaitu membonceng motor dengan berjongkok di depan pembonceng. Keduanya tidak mengenakan helm.
Akibat kecelakaan, UFA mengalami luka serius di kepala. Dia meninggal setelah beberapa hari dirawat di RSI Hidayatullah Jogja.
"Hasil pemeriksaan korban tidak menggunakan helm, posisinya korban (bonceng) di depan, jongkok di situ. Hasil pemeriksaan dari pengendara kenapa tidak mengenakan helm, kenapa (korban) duduk di depan, untuk menghindari adanya razia, karena dua-duanya tidak menggunakan helm," kata Aditya.
Baca juga: Mahasiswa Unisa Yogyakarta Tewas Hindari Klitih, Kampus: Kami Ingin Jogja Jadi Tempat yang Aman
Aditya menambahkan, saat itu korban dan temannya sedang dalam perjalanan hendak membeli makan.
Nahas, saat melintasi Jalan Kusumanegara, Umbulharjo, mereka bertemu dua orang yang salah satunya sedang mengayunkan parang.
"Mereka dari tempat biliar dan tempat kafe, kemudian ingin mencari makan terus melewati kawasan Kusumanegara. Melihat itu (orang bawa sajam), yang bersangkutan menghindari tapi menambah kecepatannya, melewati sebelah kiri, melintasi dua orang itu, kemudian tidak bisa mengendalikan dan menabrak pembatas jalan," jelas Aditya.
4. Ayah UFA tak tahu anaknya meninggal
Ridwan Abdul berduka. Anak sulungnya yang kuliah di Yogyakarta, berinisial UFA, meninggal akibat kecelakaan.
Di hari kematian korban, Ridwan yang masih berada di hutan tak mengetahui bahwa putrinya tiada. Ridwan merupakan anggota Polisi Kehutanan.
Ridwan mengaku sering berkomunikasi dengan anaknya. Namun, karena harus turun lapangan, ia belum sempat menghubungi putrinya.
Baru di hari kelima, Ridwan mendapat sinyal. Akan tetapi, saat menelepon UFA, tak ada yang menjawab. Beberapa waktu setelahnya, Ridwan dihubungi pimpinannya agar pulang ke rumah.
“Tim saya memang tidak menyampaikan kejadiannya, karena menjaga mental saya," ujarnya di rumah duka, Kelurahan Mongkonai Barat, Kecamatan Kotamobagu Barat, Kotamobagu, Kamis (25/7/2024), dikutip dari Tribun Manado.
5. Percakapan terakhir
Menurut Ridwan, sebelum berangkat ke hutan, dirinya sempat berkomunikasi dengan UFA.
Ternyata, itu adalah perbincangan terakhir Ridwan dengan buah hatinya. Saat itu, UFA mengingatkan Ridwan soal ulang tahunnya.
Baca juga: Polisi Buru Dua Orang yang Bawa Sajam Sambil Teriak di Tengah Jalan Kusumanegara Yogyakarta
UFA sedianya merayakan ulang tahun ke-22 pada Sabtu (27/7/2024).
“Sempat bilang, ‘Pa, jangan lupa ya hadiah ulang tahun. Mau sepatu'. Saya jawab iya pasti dibelikan,” ungkapnya.
6. Ayah tak ikut memakamkan
Ridwan tak ikut memakamkan sang putri. Timnya pun tidak memberitahu kejadian nahas itu.
Setelah sampai di rumah, Ridwan syok karena mendapat rumahnya sudah terpasang tenda dan mulai ramai orang-orang berdatangan, tanpa memberitahunya satu kata pun.
Setelah ditenangkan oleh keluarga dan diberitahukan oleh sang kakak, hati Ridwan merasa tersayat, harus menerima kabar duka tersebut.
“Tidak sempat menguburkan. Saya sampai baru diberitahu kakak saya. Setelah tahu, saya langsung menuju makam,” kata Ridwan dengan nada yang mulai rendah.
Ridwan mengatakan, sejak kecil, UFA sudah manja kepadanya.
Meski berat, kepergian sang putri sudah diikhlaskan dirinya dan keluarga.
“Secara hakikat anak ini Allah titipkan ke kami (orang tua), dan sekarang sudah diambil. Secara ke dalam (hati) ada rasa memberontak. Tapi kami harus kuat, ikhlas,” ucapnya dengan lembut.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Tiga Mitra Grab Jadi Korban insiden 28–29 Agustus, Perusahaan Turun Tangan |
![]() |
---|
Mahasiswa Jogja Gelar Aksi di Pertigaan UIN, Tuntut Penghapusan Tunjangan DPR dan Reformasi Aparat |
![]() |
---|
Sri Sultan HB X: Pejabat Harus Peka, Jangan Timbulkan Kecemburuan Sosial |
![]() |
---|
BMW R100 RS Disulap Jadi Tracker ala Tedjo Klasyk |
![]() |
---|
997 Lulusan UAJY Diwisuda, Rektor Soroti Krisis Nasional: Kritik Tunjangan DPR dan Korupsi Pejabat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.