Cerita Johan Rajagukguk Masuk UGM Gratis dan Tanpa Tes, Orang Tua Hanya Lulusan SMP
Johan Vylvius Rajaguguk (18) berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes melalui jalur
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Orang tua selalu bermimpi sang anak bisa mengenyam pendidikan hingga tingkat paling tinggi, tak terkecuali Sindak Manahara Rajaguguk (44) dan Tiurma Lumban Raja (37) asal Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Mereka bertekad kuat mengusahakan berbagai cara agar bisa menyekolahkan semua anaknya hingga bangku perguruan tinggi dan melihat diwisuda di kampus terbaik Indonesia.
Impian itu kian nyata. Putra sulungnya, Johan Vylvius Rajaguguk (18) berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2024 di Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).
Bahkan, Johan menjadi penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen persen (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah.
Tak berhenti di situ, Johan juga menjadi kandidat kuat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah.
Sindak sadar mereka bukan orang berada. Sehari-hari, ia bekerja mengurus sawah warisan orang tuanya. Saat musim penghujan, dia menanam padi dan di musim kemarau biasanya ia menanami sawahnya dengan tanaman jagung.
Penjualan hasil panen pun tidak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sementara sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jus di rumah.
Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan niatnya untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
“Saya dan istri hanya lulusan SMP. Sudah cukup kami orang tua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimana pun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” paparnya.
Baca juga: CEK Indeks Kualitas Udara Pagi di Kotamu Senin 15 Juli 2024: Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja
Sindak mengaku memiliki kekhawatiran yang cukup besar, yakni tidak bisa menguliahkan anaknya mengingat biaya kuliah yang tidak sedikit.
Dia pun mendorong Johan untuk tekun dan giat belajar serta berprestasi selama sekolah. Dia yakin pasti akan ada jalan jika manusia mau berusaha yang terbaik.
Beruntung, Johan merupakan anak yang rajin dan memiliki kemauan kuat untuk belajar.
Hasilnya, putranya itu sukses mencetak sederet prestasi akademis dari bangku SD sampai SMA. Maka dari itu, ia yakin impian puteranya untuk bisa kuliah bisa terwujud.
“Saya tidak bisa lagi mengungkapkan dengan kata-kata kebahagiaan saat tahu Johan lulus diterima kuliah di FEB UGM bahkan tanpa biaya sepeserpun. Kami orang tua berharap Johan bisa lancar kuliahnya dan nantinya bisa mengubah nasib keluarga,” tuturnya.
Ia berharap Johan bisa menjalani studi dengan baik saat kuliah di UGM dan setelah lulus segera mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakan.
Tak berhenti di situ, dia juga memiliki mimpi putra bungsunya yang saat ini hendak masuk jenjang SMA bisa mengikuti jejak sang kakak.
Ingatan Tiurma kembali pada saat pengumuman SNBP. Saat itu, Johan kembali dari acara kelulusan di SMA. Selepas meletakkan sepeda motor, putranya berlari-lari masuk ke rumah sembari berteriak dengan lantang, menyebut soal centang biru.
“Sambil lari-lari Johan teriak-teriak. Mak, Pak biru! Kami waktu itu tidak mengerti itu apa, lalu dia beri tahu kalau diterima di UGM. Kami menangislah sekeluarga, bangga dan bahagia sekali sampai kasih tahu ke semua orang kalau anak masuk UGM,” urainya.
Pendidikan yang Tinggi Putus Rantai Kemiskinan
Mimpi untuk kuliah sudah ada dalam benak Johan sejak berada di bangku sekolah dasar. Dia yakin, kuliah menjadi jalan untuk memangkas rantai kemiskinan di keluarganya.
“Dengan kuliah bisa mengubah jalan hidup keluarga kami nantinya,” ungkap Johan.
Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi dan patut diremehkan. Johan hanya ingin masuk di UGM yang dia anggap sebagai universitas terbaik di Indonesia.
Selain berprestasi di bidang akademik, Johan juga berhasil mencatatkan prestasi di bidang non akademis yaitu Juara 1 Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang Pantomim Tingkat Kecamatan Nainggolan (2017), Juara Harapan 2 Lomba Festival Kebudayaan Cabang Kriya Kabupaten Samosir (2023), dan Peraih Grade A pada Grand Final USU Student Olympiad (2023).
Johan sempat merasa pesimis saat akan mendaftar kuliah melalui jalur prestasi.
Ada ketakutan tidak lolos bersaing dengan ribuan siswa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Terlebih, dia hanyalah seorang anak dari keluarga biasa yang lahir dan besar di sebuah desa kecil yang berada jauh dari pusat kota Medan dengan fasilitas yang terbatas.
“Diterima di FEB UGM menjadi momen yang paling membahagiakan bagi saya. Sebelumnya ada rasa pesimis dan takut tidak diterima,” jelasnya.
Johan mengaku keinginan untuk kuliah di UGM sangatlah kuat. Meski awalnya orang tua belum mendukung sepenuhnya keinginannya itu.
Kedua orang tuanya menyarankan untuk mengambil sekolah kedinasan saja karena persoalan biaya.
Dengan gigih, Johan berusaha meyakinkan kedua orang tuanya untuk mendaftar kuliah di UGM dan menjanjikan akan mencari beasiswa agar tidak membebani keluarga.
Johan memiliki mimpi untuk mendirikan bisnis fesyen. Maka dia memilih studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) untuk mendukung impiannya itu.
“Puji Tuhan bisa lolos jalur SNBP. Sebenarnya tidak menyangka bisa lolos lewat jalur prestasi ini karena melihat rata-rata sekolah saya tidak termasuk jajaran sekolah favorit,” ungkapnya.
Kebahagiaan Johan kian membuncah saat mengetahui dirinya menjadi penerima UKT 0 sehingga tidak dipungut biaya pendidikan hingga selesai kuliah.
Di titik inilah Johan semakin yakin besarnya kekuatan doa orang tua dan kuasa Tuhan pada umatnya yang mau berusaha.
“Selama kita bersama Tuhan, yakinlah kesuksesan itu akan kita dapatkan atas kuasa Tuhan,” pungkasnya. (ard)
Profesor UGM: Hilirisasi dan SDM Jadi Kunci Indonesia Kuasai Energi Hijau Global |
![]() |
---|
Lebih Cepat dan Produktif dari Sawit, Mikroalga Berpotensi Jadi Energi Hijau Masa Depan |
![]() |
---|
Dosen UGM Sebut Kenaikan Tunjangan DPR Bukti Kurangnya Sense of Crisis |
![]() |
---|
Dana Bantuan Parpol di Sleman Diusulkan Naik Hingga 140 Persen, Ini Tanggapan Akademisi UGM |
![]() |
---|
Status Mahasiswa Magister UGM Kampus Jakarta Jadi Aktor Intelektual Pembunuhan Kacab Bank |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.