Mengapa Jogja Terasa Dingin dari Pagi hingga Malam di Bulan Juli 2024? Ini Jawaban BMKG

Perlu diketahui, sejumlah wilayah di Indonesia dilanda fenomena bediding yang ditandai dengan suhu udara terasa sangat dingin pada malam hingga pagi

Shutterstock.com
Ilustrasi 

Bersamaan dengan kondisi langit yang cenderung bersih dari awan, panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepaskan ke atmosfer luar.

Akibatnya, udara di dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

2. Ketiadaan angin hambat percampuran udara

Selain itu, fenomena bediding juga dipicu karena ketiadaan angin yang menghambat percampuran udara.

Akibatnya, udara dingin tetap terperangkap di dekat permukaan bumi.

Pada daerah dataran tinggi atau pegunungan, memasuki musim kemarau akan lebih dingin karena tekanan udara yang lebih rendah dan kelembapan udara yang lebih sedikit.

3. Umum terjadi di Indonesia

Fenomena bediding umum terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah yang berdekatan dengan khatulistiwa hingga bagian utara.

Pada wilayah ini, meski pagi hari cenderung lebih dingin, udara siang hari akan terasa lebih panas.

Pasalnya, ketiadaan awan dan kurangnya uap air saat musim kemarau menyebabkan radiasi langsung Matahari akan lebih banyak yang mencapai permukaan bumi.

Menurut Ida, fenomena bediding pada Juli 2024 sudah melanda daerah dataran tinggi di Indonesia, khususnya bagian selatan.

"Fenomena bediding terjadi di daerah dataran tinggi di Indonesia bagian selatan, seperti Pulau Jawa, Bali sampai Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT)," ungkap Ida.

 

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved