Mewujudkan Pleret sebagai Basis Wirausaha Melalui Desa Preneur
Desa Prener merupakan pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat desa untuk menumbuhkembangkan spirit wirausaha.
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kelurahan Pleret tidak hanya dikenal sebagai wilayah yang memiliki kenangan terhadap kejayaan era Mataram Islam dengan situs-situsnya yang sangat potensial dikembangkan.
Tetapi wilayah ini juga kaya dengan potensi ekonomi kreatif yang sangat bagus apabila disinergikan dengan skema pengembangan wisata berbasis budaya.
Keberadaan pelaku usaha yang terdigitalisasi melalui terobosan yang dikembangkan Kelurahan Pleret, memancing upaya revitalisasi pelaku UMKM yang diinisiasi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah DIY.
Revitalisasi itu adalah menjadikan Kelurahan Pleret menjadi salah satu kelurahan atau desa preneur.
Desa Preneur merupakan pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat desa untuk menumbuhkembangkan spirit wirausaha.
Asumsinya, warga yang berpotensi sudah menjalankan usaha ekonomi lokal diajak untuk membangun basis ekonomi produktif skala perdesaan dalam mewujudkan produk unggulan desa.
Upaya itu, dilakukan dengan memperhatikan enam aspek, yakni produksi, sumberdaya manusia berbasis wirausaha, kelembagaan, literasi keuangan, pemasaran, dan ekonomi digital.
Harapannya, ekonomi produktif akan tumbuh secara komunal yang digerakkan oleh warga melalui rekayasa sosial dalam menggalakkan spirit wirausaha.
Pendampingan desa preneur ini dilaksanakan dengan menggandeng sejumlah expert dari praktisi pendamping UMKM atau akademisi pembangunan perdesaan.
Salah satu mitra pendamping desa preneur adalah melalui pendekatan K4SPAK.
K45PAK adalah platform pendampingan yang memiliki kepanjangan :Kiblat Papat Lima Pancer Adiluhung Kawentar.
Pendekatan tersebut dipilih dengan pertimbangan memiliki konsep pemberdayaan desa yang menguatkan spirit enterprener secara berkelanjutan melalui penguatan tatakelola bisnis.
Saat ini sudah terdapat sekurangnya 110 desa preneur yang tersebar pada wilayah DIY.
Lokasinya mencakup wilayah-wilayah perdesaan maupun perkampungan kumuh di perkotaan.
Desa-desa preneur yang menjadi lokus penanganan Dinas Koperasi UKM DIY tersebut, juga sebagian di antaranya berkolaborasi dengan skema pemberdayaan desa lainnya, seperti desa budaya, desa wisata, desa prima, desa tangguh bencana, desa maritime, atau desa mandiri pangan.
Harapannya, melalui skema kolaborasi pemberdayaan, penanganan problem social ekonomi di desa semakin cepat tertangani melalui pendekatan lintas sektoral.
Pelatihan desa preneur di Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul terlaksana di Balai Kalurahan Pleret pada 1 – 3 Juli 2024.
Kegiatan yang diselenggarakan berdekatan dengan destinasi Gerbang Pleret ini diharapkan dapat memberikan pengaruh pada tatakelola bisnis pada pelaku UMKM sekitar Gerbang Pleret yang bersebelahan dengan Kantor Kelurahan Pleret.
Melalui pemberdayaan pelaku usaha UMKM yang tergabung dalam komunitas desa preneur, diharapkan nanti produk-produk peserta pelatihan bisa diupgrade sehingga disukai pasar dan berjalan berkelanjutan.
Menurut Wisnu Hermawan, Kabid Kewirausahaan Diskop UKM DIY dalam sambutan pembukaannya, para pelaku atau peserta pelatihan desa preneur diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha dan juga kualitas produknya.
Mengingat potensi wilayah Kelurahan Pleret yang sangat potensial karena seringkali dijadikan kunjungan studi banding atau wisata yang cukup banyak hingga adanya destinasi situs dan museum era Mataram Islam yang cukup dominan bertebaran, maka pelaku-pelaku lokal harus bisa memanfaatkan potensi ini dengan optimal.
Produk-produk yang disukai wisatawan harus dipahami sebagai bagian awal dari survei pasar dan pengembangan produk lokal yang potensial.
Hal senada juga disampaikan oleh DR Duddy Roesmanadona selaku konseptor pendampingan model K45PAK bahwasanya pelatihan tahun 2024 ini merupakan pelatihan tahun kedua yang diharapkan akan menguatkan kelembagaan usaha desa preneur di Kelurahan Pleret melalui penekanan-penekanan pada aspek literasi keuangan, branding, kemasan, dan jejaring pemasaran.
Bahkan, para pelaku pelatihan yang sebagian besar diikuti oleh kaum ibu-ibu ini adalah wirausaha tangguh yang memang dipersiapkan untuk menjadi mitra pengembangan usaha pada skala kelurahan dalam pengembangan ekonomi produktif desa preneur.
Harapannya, pelatihan desa preneur tahap pengembangan di Kelurahan Pleret ini bisa memunculkan produk unggulan desa yang berkualitas dan memiliki kapasitas usaha yang berkelanjutan. (*)
TMMD Sengkuyung Tahap IV Tahun 2025 Bantul Mulai Digelar di Bawuran |
![]() |
---|
438 Koperasi Merah Putih Terbentuk di DIY, Dinkop UKM dan Polda DIY Beri Pemdampingan |
![]() |
---|
Muhammadiyah Jogja Expo 2025 Jadi Panggung Kolaborasi UMKM dan Ekonomi Kreatif di DIY |
![]() |
---|
Legalitas Rampung, KDMP DIY Fokus Pendampingan dan Pemetaan Usaha |
![]() |
---|
Viral! Beras di Pleret Bantul Raib Dicuri, Maling Kelabui Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.