Disdukcapil Kota Yogya Fasilitasi Aktivasi IKD Jarak Jauh via Zoom Meeting

TRIBUNJOGJA.COM - Aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) di Kota Yogyakarta sudah menyentuh 4 persen, atau 11.875 jiwa, per 15 Juni 2024.

Untuk mendorong tingkat aktivasi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Yogyakarta pun berupaya meningkatkan layanannya.

Kepala Disdukcapil Kota Yogyakarta , Septi Sri Rejeki, mengatakan, bahwa pihaknya juga melayani aktivasi IKD jarak jauh, atau secara online.

Ia mencontohkan, beberapa waktu lalu, ada warga Yogyakarta yang mengalami kesulitan untuk boarding saat di airport di Jakarta, karena kehilangan KTP-el. 

Kemudian, dari pihak bandara dan Disdukcapil Kota Yogyakarta memfasilitasi aktivasi IKD lewat zoom meeting, sehingga boarding akhirnya bisa terlaksana.

"Boarding harus menunjukkan KTP-el. Karena kehilangan KTP-el, jadi difasilitasi bandara untuk dilakukan aktivasi IKD lewat zoom meeting. Inilah manfaat dari aktivasi IKD," katanya.

Baca juga: Aktivasi IKD di Kota Yogya Baru 11 Persen, Pemkot Upayakan Percepatan

Menurutnya, fenomena tersebut membuktikan, bahwa kepemilikan IKD bakal memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan publik. 

Terutama, masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi dalam kesehariannya, dengan catatan punya telepon seluler yang mendukung untuk mengakses IKD.

"Jadi, masyarakat yang smartphone-nya support, punya aktivitas dengan mobilitas tinggi, monggo untuk segera melakukan aktivasi IKD," ucapnya.

Apalagi, Pemkot Yogya telah memfasilitasi aktivasi IKD dengan berbagai pilihan, seperti datang ke Kantor Disdukcapil dan Mal Pelayanan Publik (MPP), sampai jarak jauh dengan zoom meeting. 

Selain itu, pihaknya juga melakukan layanan jemput bola aktivasi IKD bersamaan dengan rekam data KTP-el di kantor-kantor kemantren. 

"Masyarakat yang mau aktivasi IKD juga bisa memanggil kami. Kalau jarak jauh, bisa juga, melalui zoom meeting tapi harus konfirmasi Disdukcapil dulu," terangnya.

Septi mengatakan, salah satu kendala aktivasi IKD sejauh ini adalah banyaknya penduduk Kota Yogyakarta yang tinggal di luar daerah.

Kemudian, ada pula masyarakat yang smartphone-nya tidak mendukung untuk mengunduh aplikasi indentitas kependudukan digital tersebut.

"Termasuk, orang tua yang tidak paham dengan teknologi sehingga merasa kerepotan kalau menggunakan IKD," ujarnya. ( Tribunjogja.com )