Berita Video

Pecinta Alam SMAN 6 Yogyakarta dan Alumni MWHC Beri Pesan Perdamaian dari Monumen Rudal Merapi

Perhimpunan Pecinta Alam SMAN 6 Yogyakarta dan beberapa pegiat Pecinta Alam di Jogja melakukan kegiatan Perawatan Monumen Perdamaian Rudal Merapi.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Agus Wahyu
TRIBUNJOGJA.COM/ISTIMEWA
Perhimpunan Pecinta Alam SMA Negeri 6 Yogyakarta dan beberapa pegiat Pecinta Alam di Jogja melakukan kegiatan Perawatan Monumen Perdamaian Rudal Merapi di Kalurahan Kinahrejo, Kapanewon Cangkringan, Sleman, DIY, Sabtu-Minggu (29-30/6/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Perhimpunan Pecinta Alam SMA Negeri 6 Yogyakarta dan beberapa pegiat Pecinta Alam di Jogja melakukan kegiatan Perawatan Monumen Perdamaian Rudal Merapi di Kalurahan Kinahrejo, Kapanewon Cangkringan, Sleman, DIY, Sabtu-Minggu (29-30/6/2024).

Ketua Panitia, Soni Damai Anggoro menyatakan, kegiatan perawatan ini digelar dalam rangka memberikan pesan Perdamaian, di mana akhir-akhir ini terjadi situasi perang lagi yang belum berkesudahan antara Israel dan Palestina dan berpotensi melibatkan negara negara lain, sehingga mengancam perdamaian dunia.

monumen perdamaian
Pembuatan pagar rantai Monumen Perdamaian Rudal Merapi oleh Perhimpunan Pecinta Alam SMAN 6 Yogyakarta, Sabtu (29/6/2024).

“Semangat cinta perdamaian ini perlu dikobarkan lagi oleh Insan Pecinta Alam, demi terjaganya kelestarian umat manusia dan alamnya dari kerusakan yang diakibatkan perang,” ucap siswa kelas XI SMAN 6 Yogyakarta itu, Minggu (30/6/2024).

Kegiatan yang juga diikuti alumni pecinta alam SMA Namche, Muda Wijaya Hiking Club (MWHC), dan pegiat pecinta alam Jogja, berupa kerja bakti bersih-bersih di lingkungan Monumen Perdamain Merapi.

“Kami juga merawat keberadaan monumen ini dengan membuat pagar rantai. Kami berharap, ini menjadi monumental agar selalu menjaga perdamaian dan kelestarian alam. Sesuai tujuan dibangunnya monumen 40 tahun lalu,” lanjut Soni.

Sekadar diketahui, Monumen Perdamaian ini di buat pada 1984 oleh Pecinta Alam Jogja yang dimotori MWHC, kegiatan ekstrakurikuler siswa-siswa SMAN 6 Yogyakarta (Namche).

Adapun Tujuan pembuatan waktu itu dalam rangka memberikan pesan perdamaian kepada masyarakat dunia atas terjadinya perang Malvinas, waktu itu. Sebelumnya, pembuatan, bahan dan pembiayaan disupport KGPH Mangkubumi (saat ini Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubawana X), yang juga merupakan alumni Namche.

“Monumen ini, awalnya ditempatkan di Pos 2 jalur pendakian puncak Gunung Merapi sisi selatan. Ketika terjadi Letusan besar Gunung Merapi 2010, monumen ini mengalami kerusakan berat, sehingga terpaksa harus diturunkan ke desa terakhir Kinahrejo untuk didirikan lagi, karena Pos 2 Merapi terpaksa ditutup jalurnya akibat rusak setelah erupsi tersebut,” cerita Wisnu Birowo, sesepuh MWHC, yang ikut mendampingi siswa SMAN 6 Yogyakarta di acara ini.

Kendati tak lagi berada di Pos 2 pendakian, keberadaan monumen saat ini menjadi kelebihan. Di mana di tempat baru itu, monumen Rudal bisa disaksikan banyak orang, karena terletak di lokasi yang sering dilewati jalur Wisata Merapi.

“Harapannya, agar semakin banyak masyarakat menjadi tahu dan semakin sadar, betapa penting fungsi monumen ini untuk mengingatkan tentang perdamaian, dan kelestarian alam,” tambahnya. (ayu)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved