Berita DI Yogyakarta Hari Ini
3 Wilayah di Gunungkidul Berisiko Kekeringan, Ini Upaya BPBD DIY
BPBD DIY bersama instansi terkait lainnya sudah memetakan daerah mana yang berpotensi mengalami kekeringan saat musim kemarau mendatang.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tiga wilayah di Kabupaten Gunungkidul berisiko mengalami kekeringan saat musim kemarau tahun ini.
Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DIY Noviar Rahmad, Kamis (20/6/2024).
Noviar menuturkan BPBD DIY bersama instansi terkait lainnya sudah memetakan daerah mana yang berpotensi mengalami kekeringan saat musim kemarau mendatang.
Adapun daerah yang paling berisiko yakni Tepus, Panggang, dan Gedangsari di Kabupaten Gunungkidul.
"Kalau kabupaten lain kan masih ada Selokan Mataram untuk cadangan airnya, di sana juga masih aman kondisinya," katanya.
Ia menututurkan, musim kemarau di DIY diprediksi berlangsung mulai dasarian keempat bulan Juni atau akhir bulan ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) DIY pun mulai bersiap menghadapi kekeringan.
Informasi itu diperoleh BPPD DIY setelah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Yogyakarta untuk persiapan menghadapi musim kemarau.
Sampai menjelang akhir Juni daerah ini akan mengalami cuaca yang sangat terik dan menyengat.
Hanya saja sesekali akan turun hujan dengan intensitas rendah.
Baca juga: Puncak Kemarau di DI Yogyakarta Diprediksi Pada Juli 2024, Waspada Potensi Kekeringan
Sifat musim kemarau tahun ini pun tergolong lembab.
"Informasi dari BMKG bilang bahwa sampai dengan dasarian tiga itu masih lembab basah, rendah memang curah hujannya, belum masuk kekeringan betul. Akhir Juni atau dasarian empat baru masuk kemarau," jelasnya.
Pihaknya masih akan berkoordinasi dengan BMKG mengenai potensi cuaca selanjutnya untuk bulan-bulan mendatang agar bisa melakukan persiapan.
"Kami akan koordinasikan dengan BMKG lagi berapa lama musim kemarau ini. Biasanya semakin lama itu akan berdampak pula ke Bantul, Kulonprogo dan Sleman," jelasnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana kekeringan untuk memanfaatkan hujan yang sesekali masih turun di bulan ini.
Strategi memanen air hujan disebut menjadi salah satu cara efektif mengantisipasi kekeringan.
"Juga harus hemat pemakaian air. Namun kemarau tahun ini beda dengan tahun lalu yang cukup parah dan berlangsung lama. Perkembangan akan terus kami perbaharui," katanya.
Data BPBD menunjukan sampai sekarang belum ada wilayah yang meminta bantuan air bersih ke BPBD DIY akibat terdampak kekeringan.
Warga terdampak musim kemarau bisa mengajukan bantuan ke kabupaten kota setempat terlebih dahulu untuk mendapatkan pasokan air bersih.
"Kami juga akan lihat apakah ada kabupaten kota yang menetapkan siaga kekeringan, kalau lebih dari satu daerah sudah menetapkan, maka provinsi akan menetapkan siaga darurat kekeringan," katanya.
Berdasarkan analisa BMKG , puncak musim kemarau 2024 akan berlangsung pada Agustus mendatang.
Dari fenomena cuaca terik yang mulai terjadi di wilayah DIY, tercatat baru Gunungkidul yang telah melakukan distribusi air bersih ke wilayahnya yakni di Kapanewon Tepus dan Panggang. ( Tribunjogja.com )
Dispar DIY Luncurkan Calender of Event, Sport Tourism Terus Dieksplor |
![]() |
---|
Film 1 Kakak 7 Ponakan, Drama Keluarga yang Hangat di Penutupan JAFF 2024 |
![]() |
---|
Festival Angkringan Yogyakarta 2024: Angkat Kuliner Ikonik dengan Sentuhan Modern |
![]() |
---|
Formulasi Kenaikan UMP Mestinya Disesuaikan dengan Kondisi Daerah |
![]() |
---|
Pemda DIY Ikuti Penjurian Apresiasi Kinerja Pemerintahan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.