Berita Kabupaten Magelang Hari Ini

Penghayat Kepercayaan di Magelang Peringati Hari Lahir Pancasila: Jelajahi 3 Candi Hingga Topo Mutih

Puluhan penganut Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa di Kabupaten Magelang melaksanakan ritual topo putih

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Yuwantoro Winduajie
Puluhan penganut Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa di Kabupaten Magelang melaksanakan ritual topo mutih di Kompleks Candi Asu, Lumbung, dan Pendem yang terletak di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang pada Jumat (31/5/2024) malam 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Puluhan penganut Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa di Kabupaten Magelang melaksanakan ritual topo mutih di Kompleks Candi Asu, Lumbung, dan Pendem yang terletak di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang pada Jumat (31/5/2024) malam.

Prosesi tersebut digelar untuk memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh tiap 1 Juni 2024.

Pada pukul 18.00 WIB, para penghayat kepercayaan dibalut pakaian adat Jawa memulai pelaksanaan kirab atau prasawya dengan menjelajahi tiga situs candi dimulai dari Candi Asu, Candi Pendem, dan Candi Sengi.

Baca juga: 5 CONTOH ISI Pidato Upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024: Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa

Beberapa peserta kirab tampak membawa obor oncor hingga bendera merah putih.

Kemudian ada pula yang membopong lambang Garuda Pancasila di barisan depan.

Setelah itu, dilanjutkan dengan prosesi genduren mutih dan sarasehan.

Presidium Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) Kabupaten Magelang Kikis Wantoro mengungkapkan, rangkaian prosesi tersebut sengaja dilakukan di kompleks candi karena warga penghayat menganggap candi adalah situs suci.

Begitu pula dengan Pancasila karena ideologi tersebut bersumber dari naskah-naskah kuno dan kearifan lokal masyarakat.

"Pancasila itu juga suci dan Pancasila juga diambil atau diadopsi istilahnya dari naskah-naskah kuno, kearifan-kearifan lokal yang menjadi kearifan luhur di Nusantara, di Indonesia termasuk candi-candi itu juga," ujar  Kikis pada Jumat (31/5/2024).

Kikis mengatakan, Candi Pendem, Asu, dan Lumbung sebenarnya memiliki fungsi ritualnya masing-masing.

Misalnya Candi Pendem yang dikenal sebagai Candi Pertimah. Situs peninggalan budaya Hindu tersebut diyakini berfungsi untuk menggelar ritual menyambut masa bercocok tanam.

Kemudian untuk Candi Asu sebenarnya disebut 'Aso' yang berasal dari bahasa Jawa, yaitu ngaso dengan arti istirahat.

Sesuai namanya, candi itu digunakan untuk beristirahat sembari memanjatkan syukur kepada Tuhan atas karunianya.

Sementara Candi Lumbung digunakan untuk menyimpan hasil panen petani.

"Di candi lumbung itu sebetulnya kami juga meyakini bahwa itu Candi Dewi Sri. Jadi untuk sembahyang mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta atas karunia hasil panen," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved