Penggunaan Antimikroba Secara Bijak
Golongan antimikroba mencakup obat-obat antibiotik (untuk membunuh bakteri), antivirus, antiparasit dan antijamur.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk pengobatan penyakit karena infeksi disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit dan virus.
Sejak tahun 2020, istilah antimikroba, dipilih untuk merepresentasikan cakupan obat yang lebih luas.
Golongan antimikroba mencakup obat-obat antibiotik (untuk membunuh bakteri), antivirus, antiparasit dan antijamur.
"Saat ini antimikroba banyak diresepkan pada pengobatan secara luas, sehingga jika tidak dikendalikan akan menyebabkan tumbuhnya mikroba yang kebal atau resistensi antimikroba," papar Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda, Herllya Selvi Wardani, S.Farm. Apt. MSc.
Pengawas Farmasi Makanan Ahli Madya, Etty Rusmawati, menambahkan Resistensi Antimikroba adalah berkurangnya kemampuan antimikroba untuk membunuh/menghambat pertumbuhan mikroba penyebab penyakit, sehingga perlu antimikroba dosis tinggi atau antimikroba baru, dan perlu biaya tinggi serta penyakit akan sulit diobati.
WHO sudah menetapkan bahwa resistensi antimikroba termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan global.
Resistensi antimikroba dapat menyebabkan infeksi semakin sulit diobati, serta meningkatkan risiko penyebaran penyakit, peningkatan keparahan penyakit dan kematian.
Diperlukan informasi mengenai antimikroba agar masyarakat dapat menggunakan secara tepat dan bijak.
Resistensi antimikroba (antimicrobial resistance) adalah kondisi yang terjadi bila kuman atau mikroorganisme seperti bakteria, virus, jamur dan parasit berubah atau bermutasi, sehingga memiliki kemampuan yang membuat obat-obat untuk mengobati infeksi menjadi tidak efektif.
Mutasi dapat terjadi secara alamiah atau karena over use/miss use.
Secara over use/miss use antara lain penggunaan antimikroba tanpa resep dokter, atau tidak mengikuti dosis yang dianjurkan dokter, dan menggunakan antimikroba yang tidak sesuai dengan penyakit yang diderita.
Semakin lama dan semakin sering antimikroba digunakan, risikonya yaitu obat tersebut akan semakin tidak efektif dalam melawan bakteri.
Antibiotik termasuk sebagai antimikroba.
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri.
Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang biak di dalam tubuh.
Mekanisme kerja antibiotik dalam membunuh bakteri terjadi lewat beberapa cara yaitu menghancurkan dinding tubuh bakteri, mengganggu proses reproduksi bakteri, menghentikan produksi protein dari bakteri.
Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda Herllya Selvi Wardani, S.Farm. Apt. MSc, menyampaikan Antibiotik akan diberikan oleh dokter jika dokter mencurigai adanya infeksi bakteri yang tidak dapat disembuhkan tanpa pemberian antibiotik.
"Atau infeksi yang dapat sembuh dengan lebih cepat jika diberikan antibiotik yang tepat, dan infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi," terangnya.
Penentuan jenis antibiotik yang diberikan, didasarkan berdasarkan peta kuman dan kultur dari bakteri penyebabnya.
Dokter akan memilih antibiotik yang paling efektif membasmi jenis bakteri tersebut.
Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih antibiotik, misalnya seberapa parah infeksi yang ditimbulkan.
"Mengonsumsi antibiotik sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dokter. Apabila dikonsumsi sembarangan, antibiotik bukannya bisa menyembuhkan penyakit, tetapi justru menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk menjadikan bakteri kebal terhadap obat," paparnya.
Bagaimana aturan minum antibiotik yang benar ?
"Selalu minum antibiotik sesuai anjuran dokter, membeli sejumlah obat antibiotik sesuai yang diresepkan dokter (jangan lebih, jangan kurang), menghabiskan antibiotik sesuai anjuran resep, bahkan jika sudah merasa lebih baik kondisinya, sangat tidak dianjurkan untuk berbagi antibiotik dengan orang lain, sekalipun penyakit orang tersebut mirip dengan yang terjadi pada diri kita," papar Pengawas Farmasi Makanan Ahli Madya Etty Rusmawati, STP.
Tidak semua penyakit dapat diobati dengan antibiotik atau antimikroba secara umum, karena bila daya tahan kuat tidak perlu mengkonsumsi antibiotik atau antimikroba.
Berikut tips BIJAK untuk mencegah resistensi antimikroba
a. Beli antimikroba dengan resep dokter serta tidak membeli secara online tanpa resep dokter, jangan gunakan resep lama waktu kita sakit berikutnya meskipun gejala mirip
b. Ikuti petunjuk penggunaan antibiotik. Minumlah antibiotik persis seperti yang ditentukan oleh dokter.
c. Jeli dan berani bertanya pada dokter. Tanyakan apa penyebab penyakit, kenapa perlu diberikan antimikroba dan bagaimana petunjuk konsumsinya
d. Awasi penggunaan antibiotik di rumah. Jangan melewatkan dosis, dan habiskan antimikroba meski gejala penyakitnya sudah menghilang
e. Konsultasi dengan dokter jika sakit lebih dari 3 hari. Demam, batuk, pilek tidak perlu minum antibiotik, cukup istirahat dan konsumsi makanan bergizi namun jika disertai lendir atau darah segera ke dokter.
Masyarakat dapat menghubungi Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar POM di Yogyakarta.
Telp. 0274 552250
Wa/sms 08112543633
Email ulpkyogya@pom.go.id
Website bbpom-yogya.pom.go.id
Instagram bbpom_Yogyakarta
FB Balai Besar POM Yogyakarta
Twitter @BPOM_Yogya
Tiktok @bpom.yogyakarta
( tribunjogja.com )
Arti Mimpi Mengirim Paket Obat-obatan ke Orangtua Menurut Primbon Jawa, Pertanda Apa Ini? |
![]() |
---|
DKP Gunungkidul Perketat Pengawasan Pengunaan Antibiotik untuk Ikan |
![]() |
---|
Hasil Jajak Pendapat: Ini Obat Sakit Ringan yang Populer Dikonsumsi Gen Z |
![]() |
---|
TIPS Mengobati Luka Saat Berkegiatan di Hutan Belantara |
![]() |
---|
BBPOM Yogyakarta Temukan 300 Akun Media Sosial Jual Obat-obatan Ilegal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.