25 Karya Budaya DIY yang Terancam Punah Raih Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda, Ini Rinciannya
Hal ini dilakukan untuk melestarikan budaya-budaya tak benda yang berasal dari DIY agar tidak punah.
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 25 karya budaya dari DIY, termasuk Sayur Abangan, Gendhing Sekaten, Sego Pari Gogo dan Wader Liwet, telah mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Kemendikbudristek RI.
Hal ini dilakukan untuk melestarikan budaya-budaya tak benda yang berasal dari DIY agar tidak punah.
Tak hanya Sayur Abangan, karya budaya DIY lain yang juga mendapatkan sertifikat WBTb yakni Gendhing Sekaten, Sego Pari Gogo, Wader Liwet, Kesenian Thethelan, Bedhaya Bontit, Serimpi Merak Kasimpir, Bedhaya Genjong, Rodat, Srimpi Irim-Irim, Serimpi Kandha Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tari Klana Alus Dasalengkara, Srimpi Gambir Sawit, Sadranan Mbah Jobeh.
Selain itu Upacara Adat Kirim Dowa, Upacara Adat Wotgaleh, Nyadran Joyo Kusumo, Jamasan Pusaka Kyai Londoh, Nyadran Situs Tirto/ Ki Gonotirto, Upacara Grebeg Ngenep, Saparan Kalibuko Kalirejo Kokap, Labuhan Parangkusumo, Ritual Adat Gunung Lanang, Sadranan Gunung Gambar, Jangan Lombok Ijo, dan Abangan.
Sedangkan untuk Cagar Budaya Peringkat Nasional dari DIY yaitu Jembatan Kereta Api di Sungai Progo/Jembatan Mbeling, Hotel Inna Garuda, Tamansari Kraton Yogyakarta, dan Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada dan Komunitas Tari Yayasan Pamulang Beksa Sasongko.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menyampaikan apresiasinya atas upaya pelestarian budaya yang selama ini dilakukan oleh masyarakat DIY.
Baca juga: Jogja Cross Culture 2024 Jadi Ruang Ekspresi dan Laboratorium Seni Seniman Lokal
Ia berharap dengan penetapan WBTb ini, budaya-budaya tak benda tersebut dapat terjaga kelestariannya dan terhindar dari kepunahan.
"Karya budaya ini cukup banyak ya, mulai dari keraton, kadipaten pakualaman dan kabupaten kota Se-DIY. Kita mengapresiasi kegiatan yang selama ini masih dilaksanakan dan diapresiasi warga dengan segala dinamikanya," ujar KGPAA Paku Alam X.
KGPAA Pakua Alam X juga menyoroti pentingnya mengenalkan budaya-budaya ini kepada generasi muda. Mengambil contoh dari Kabupaten Gunung Kidul yang mulai jarang mengkonsumsi "growol", KGPAA Paku Alam X menegaskan pentingnya upaya pelestarian agar warisan budaya tak terlupakan.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lhaksmi Pratiwi, mengungkapkan bahwa DIY memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Namun, proses pengajuan WBTb di tingkat Kemendikbudristek seringkali terkendala oleh minimnya dokumentasi dan kajian mendalam.
"Tidak banyak dokumentasi dari karya-karya budaya, termasuk kajian dari ahli, padahal jadi salah satu syarat pengajuan WBTb. Selain itu masih ada maestro, masyarakat pendukung, dan sudah terbukti dilakukan, lebih dari dua generasi atau sudah lebih dari 50 tahun," papar Dian Lhaksmi Pratiwi.
Meskipun demikian, dari 50 karya budaya yang diajukan, DIY berhasil mendapatkan sertifikat WBTb untuk 25 karya budaya.
Hal ini menjadikan DIY sebagai daerah dengan jumlah WBTb terbanyak, yaitu mencapai 180 WBTb.
Sebagai upaya untuk melestarikan lebih banyak warisan budaya, Disbud DIY telah membentuk tim khusus untuk mencari hasil-hasil kajian dan dokumentasi karya-karya budaya di DIY.
"Pendokumentasian jadi sangat penting, kajian paling sudah karena harus mampu menjelaskan nilai makna filosofi.Kemudian, perlakuan sekarang seperti apa, bagaimana respon masyarakat, dan pemanfaatannya dan apakah masih berlangsung sampai sekarang," imbuh Dian Lhaksmi Pratiwi.
Penetapan WBTb ini menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian budaya di Yogyakarta.
Dengan status resminya,diharapkan karya-karya budaya ini akan mendapatkan perhatian dan dukungan yang lebih besar dari berbagai pihak, dan dapat terus dilestarikan untuk generasi mendatang. (*)
Dari Limbah Jadi Listrik, Pemda DIY Bersiap Kelola Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan |
![]() |
---|
Pengawasan Tak Lagi Soal Angka, BPKP DIY Didorong Kawal Efektivitas Kebijakan Publik |
![]() |
---|
Proyek Jalan Nasional Terhenti, Warga Terdampak JJLS di Kulon Progo Desak Kepastian Kompensasi |
![]() |
---|
Pesan Wagub DIY saat Melepas 205 Kontingen Fornas VII NTB, Raih Prestasi Terbaik |
![]() |
---|
Pegiat Olahraga Masyarakat DIY Siap Harumkan Nama Daerah di FORNAS VIII 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.