4 Fakta tentang Pembatalan Wacana Penghilangan Separator di Ringroad Yogya, Utamakan Keselamatan

Wacana penghilangan atau pembongkaran separator di jalur Ringroad Yogyakarta resmi dibatalkan. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan

Tribunjogja.com/Ardhike Indah
Penampakan separator di Ringroad Yogyakarta, daerah Kentungan, Sleman 

3. Menghilangkan separator, memperpanjang area rawan kecelakaan

Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Arif Wismadi turut memberikan pendapat terkait wacana tersebut. 

Menurut Arif, langkah menghilangkan separator itu justru akan memperpanjang area rawan kecelakaan.

"Menghilangkan separator akan memperpanjang area rawan kecelakaan karena tidak hanya titik rawan namun juga ruas rawan sepanjang Ringroad,” kata Arif, melalui keterangannya, Rabu (15/5/2024).

Arif mengatakan Ringroad dibangun memang bukan untuk pelayanan lokal.

Baca juga: Pendapat Peneliti UGM Terkait Wacana Membongkar Separator Jalur Ring Road Yogyakarta

Sehingga kendaraan yang membutuhkan kecepatan tinggi diprioritaskan untuk fasilitasi perjalanan antar wilayah, terutama saat ingin menghindari kawasan perkotaan yang padat lalu lintas lokal.

Pada kecepatan yang cenderung tinggi itu tak dipungkiri muncul risiko rawan kecelakaan.

Beberapa upaya dilakukan untuk menekan risiko tersebut termasuk membuat aliran kendaraan menjadi homogen.

Kendaraan dengan kecepatan berbeda dalam satu ruas yang sama menurut Arif justru meningkatkan risiko kecelakaan.

"Kendaraan kecil lebih rentan, untuk menjadikan homogen maka harus dibuat separator untuk jenis, kecepatan dan kerentanan yang berbeda. Tujuan desain ini adalah untuk perlindungan atau safety," terangnya.

4. Ada wacana penutupan U-turn

Meskipun wacana penghilangan separator dibatalkan, pria yang akrab disapa Oyot tersebut mengungkapkan bahwa kini tengah dikaji wacana penutupan U-turn yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi potensi kecelakaan di Ringroad.

Namun, jumlah titik U-turn yang akan ditutup masih dikaji lebih lanjut, untuk mempertimbangkan aksesibilitas dan dampaknya terhadap masyarakat.

"Nanti kan mau dikaji lebih dulu U turn mana saja. Kalau mau selamat ya ditutup kabeh (semua) cuma aksesnya kan agak terganggu. Ya semua u turn nanti dikaji kembali," pungkasnya.

 

( Tribunjogja.com / Miftahul Huda / R Hanif Suryo / Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved