Jelang Idul Adha 2024, Permintaan Sapi di Pasar Hewan Prambanan Klaten Meningkat 50 Persen

Permintaan hewan kurban sapi di Pasar Hewan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terpantau mengalami peningkatan. 

|
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Dewi Rukmini
Sejumlah sapi yang dipasarkan di Pasar Hewan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (16/5/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Satu bulan menjelang Idul Adha 2024, permintaan hewan kurban sapi di Pasar Hewan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, terpantau mengalami peningkatan. 

Seorang pedagang sapi di Pasar Hewan Prambanan, Purwanto (53), mengatakan meskipun momen Idul Adha 2024 masih cukup lama.

Namun, masyarakat di sekitar Kabupaten Klaten sudah mulai berburu sapi untuk hari raya kurban. 

Warga Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, itu menyebut saat ini permintaan penjualan sapi meningkat sekitar 50 persen. 

"Ada peningkatan penjualan sekitar 50 persen. Sementara ini saya sudah menerima pesanan sapi 50 ekor lebih. Pemesannya dari daerah sekitar sini, yaitu Sleman, Yogyakarta dan Bantul," ucap Purwanto kepada Tribunjogja.com, Kamis (16/5/2024). 

Baca juga: Sebulan Jelang Idul Adha 2024, Harga Sapi di Pasar Hewan Prambanan Klaten Naik Hingga Rp2 Jutaan 

Selain permintaan yang meningkat, harga jual sapi juga dikatakan ikut merangkak naik mendekati momen Idul Adha 2024.

Dia menyampaikan, harga jual sapi saat ini dibanderol mulai Rp23 juta sampai Rp30 juta, tergantung jenis dan bobot sapi.

Ia sendiri menjual sapi jenis limosin dengan bobot sekitar 3-3,5 kuintal. 

"Biasanya harga sapi Rp18 jutaan tapi sekarang naik sekitar Rp23-30 jutaan. Itu harganya masih belum bagus-bagus banget, karena diperkirakan bisa naik lagi begitu mendekati hari kurban," jelasnya. 

Menurut Purwanto, dibandingkan 2023 lalu, geliat permintaan penjualan dan harga sapi lebih bagus tahun ini (2024).

Permintaan dan harga hewan kurban tahun ini lebih tinggi, namun stok barangnya relatif lebih sedikit. 

"Karena banyak sapi yang mati karena penyakit PMK atau LSD kemarin, jadi harganya lebih mahal. Meski begitu, sapi-sapi yang kami jual dalam keadaan sehat dan sudah diperiksa," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved