Tips dan Cara
5 Kebiasan Buruk Berkendara yang Bisa Sebabkan Motor Turun Mesin
Turun mesin atau biasa disebut dengan overhaul merupakan istilah proses pelepasan mesin dari rangka kendaraan untuk diperiksa atau diperbaiki.
Penulis: Santo Ari | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Turun mesin adalah hal yang menakutkan bagi pemilik kendaraan, tak terkecuali kendaraan roda dua.
Turun mesin atau biasa disebut dengan overhaul merupakan istilah proses pelepasan mesin dari rangka kendaraan untuk selanjutnya diperiksa atau diperbaiki.
Proses turun mesin biasanya memerlukan perbaikan yang signifikan dan kadang-kadang memerlukan penggantian mesin yang baru atau yang telah diremanufactur.
Biaya untuk memperbaiki atau mengganti mesin dapat bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan, tergantung pada sejumlah faktor, termasuk merek dan model kendaraan, tingkat kerusakan, dan biaya bahan dan tenaga kerja.
Dikutip dari laman Gridoto, ada beberapa kebiasaan buruk yang perlu dihindari. Berikut penjelasannya.
1. Jarang servis rutin
Banyak pemilik motor yang menganggap servis rutin tidak perlu dilakukan selama motor tidak mengalami kerusakan. Ini adalah pemikiran yang salah.
Servis motor secara rutin sangat perlu dilakukan untuk memastikan komponen motor berjalan dengan baik. Selain itu, jika ada masalah pada motor bisa langsung terdeteksi sejak awal.
Baca juga: 3 Kebiasaan Berkendara yang Memperpendek Usia V-Belt Motor Matic dan Ciri-ciri Kerusakannya
2. Sering menerobos banjir
Bagi pengendara motor yang tinggal di daerah rawan banjir, kebiasaan menerobos air ini bisa berdampak besar pada mesin motor.
Di awal, mungkin efeknya belum begitu terasa. Namun, lama-kelamaan mesin bisa mengalami karat hingga korosi.
Selain itu, cairan asing yang masuk ke dalam mesin bisa memudarkan pelumas dan mengganggu kinerja mesin,
3. Air radiator kering
Meski tampak sepele, air radiator punya peranan penting bagi kinerja mesin. Jika air radiator mengering, mesin jadi cepat panas atau overheat.
Hal ini bisa membuat motor kehilangan tenaga akibat piston yang tidak bisa bergerak, bahkan saat digas. Kalau terus dipaksakan, blok silinder bisa baret, setang seher bisa patah, dan klep bisa bengkok.
Oleh karenanya, penting untuk selalu periksa keadaan air radiator. Pakai air khusus radiator dan jangan coba-coba menggantinya dengan air keran, kecuali saat darurat.
Baca juga: 7 Tips Berkendara Motor Agar Hemat Bensin
4. Sering otak-atik mesin motor sendiri
Sering ditemui, pecinta otomotif begitu terobsesi ingin menambah tenaga dan performa motor. Tidak jarang, mereka melakukan bore up atau modifikasi motor dengan menaikkan cc mesin
Bore up sama sekali tidak dilarang, hanya saja perlu pengawasan teknisi profesional. Jika proses bore up tidak dilakukan dengan benar, akibatnya mesin motor bisa jadi lebih cepat aus.
Hal ini diakibatkan karena mesin yang dipaksa untuk bekerja lebih keras dari standar seharusnya. Oleh karenanya, pastikan Anda mengkonsultasikan ini pada ahlinya.
5. Sering telat ganti oli
Oli memiliki peranan yang sangat penting pada motor. Pasalnya, oli bekerja sebagai pelumas yang meminimalisir gesekan di mesin.
Selain itu, oli bisa berfungsi sebagai pendingin mesin agar tidak terjadi overheat. Jika oli tidak diganti sesuai waktunya, gesekan mesin akan menjadi kasar.
Idealnya, oli perlu diganti setiap jarak tempuh motor sudah mencapai 2.000 km atau sekitar dua bulan, tergantung pemakaian.(*)
Kapan Waktu Terbaik Memberi Ponsel untuk Anak? Perhatikan Usianya Sebelum Memberikan Ponsel ya Bund! |
![]() |
---|
5 Cara Seru Ajak Anak Tumbuh Kreatif dan Percaya Diri Bareng Orang Tua di McKids |
![]() |
---|
Mengenal Investasi SBN Ritel: SBR014 dan Manfaatnya bagi Milenial |
![]() |
---|
Bagaimana Cara Membayar Tilang? Ini 5 Cara Mudah dan Resminya Jangan Salah Kaprah |
![]() |
---|
5 Cara Mudah Bayar Tilang Elektronik atau e-Tilang, Bisa Lewat Minimarket hingga Marketplace |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.