Cerita Penghulu di Lumajang Terpaksa Pinjam Celana Saat Mau Nikahkan Warga, Ini Penyebabnya

penghulu yang hendak menikahkan pasangan kekasih itu terpaksa harus menyeberangi sungai Regoyo yang tengah banjir lahar dingin Gunung Semeru

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Dok. Pribadi
Tangkapan layar petugas KUA Pasirian menyeberangi aliran lahar hujan Semeru untuk menikahkan pengantin, Rabu (24/4/2024) 

TRIBUNJOGJA.COM, LUMAJANG - Banjir lahar dingin yang menerjang sejumlah desa di Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur menyebabkan Jembatan Limpas Gondoruso yang menjadi penghubung Desa Gondoruso terputus.

Kondisi itu menyebabkan mobilisasi warga menjadi terganggu.

Warga bahkan harus menyeberangi sungai untuk bisa menuju ke wilayah lainnya.

Terputusnya Jembatan Limpas juga berdampak terhadap pernikahan pasangan kekasih bernama Angga Dwi Asmara (23) dan Misriati (21) di Dusun Liwek, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian.

Pasangan kekasih itu menikah pada Rabu (24/4/2024) lalu.

Saat prosesi ijab qobul, penghulu yang hendak menikahkan pasangan kekasih itu terpaksa harus menyeberangi sungai Regoyo yang tengah banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Penghulu bernama Ali Komarifan (35) tersebut terpaksa menyeberangi sungai dengan berjalan kaki karena arus air cukup deras sehingga motor tidak bisa menyeberang.

Dikutip dari Kompas.com, Ali menyampaikan dirinya terpaksa harus menyeberangi sungai dengan berjalan kaki karena akses menuju ke lokasi pernikahan warga terputus.

Pasangan kekasih itu sebelumnya sudah jauh-jauh hari mendaftarkan pernikahannya ke kantor KUA Pasirian.

Saat itu belum terjadi bencana banjir lahar dingin.

Baca juga: HISTORI Timnas Indonesia dan Shaun Evans, Wasit Laga Indonesia vs Korea Selatan Piala Asia U23 2024

Namun mendekati hari H, bencana banjir lahar dingi datang dan memutus jembatan Limpas Gondoruso.

Alhasil, saat hari H, dirinya bersama rekannya bernama Abror tidak bisa menggunakan kendaraan untuk pergi ke rumah pasangan pengantin tersebut.

 "Daftarnya kan sebelum jebol jembatannya, jadi ya enggak kebayang juga mau jebol, tapi waktu hari H ternyata tidak bisa lewat," kata Ali melalui sambungan telepon, Jumat (26/4/2024).

Menurut Ali, pada hari H, kondisi Sungai Regoyo cukup deras.

Biasanya, kalau arus sungai tidak deras, warga bisa menyeberang menggunakan sepeda motor.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved