Peran Kampus Dibutuhkan untuk Pemberdayaan masyrakat dan Penguatan Ekonomi Lokal Melalui UMKM
Peran kampus DIY sangat dibutuhkan dalam pemberdayaan masryakat dan penguatan ekonomi lokal melalui UMKM. Apalagi sebagai kota pelajar
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peran kampus DIY sangat dibutuhkan dalam pemberdayaan masryakat dan penguatan ekonomi lokal melalui UMKM.
Apalagi sebagai kota pelajar, DIY memiliki segudang kampus yang bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah DIY.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi mengatakan peran perguruan tinggi yang sangat dibutuhka adalah riset.
Sehingga riset itu perlu didesiminasikan dan diimplementasikan, yang harapannya memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya UMKM.
Baca juga: KPU DIY Beri Perhatian Khusus Terkait Bansos Jelang Pilkada 2024
“Contohnya skripsi, disertasi, hasilnya bisa kami adopsi. Kami siap menjadi laboratorium. Nggak ada alasan keterbatasan SDM, karena SDM banyak sekali. Kami bekerja sama dengan Dikti, ada regulasi kementerian pendidikan untuk belajar tidak hanya di kelas. Nah kami dibantu oleh 60 mahasiswa, membantu sekali,” katanya dalam Rembug SiBakul, Kamis (25/04/2024).
Menurut dia, kolaborasi antara kampus merupakan simbiosis mutualisme, karena masing-masing pihak menerima keuntungan.
“Tidak hanya kami yang memanfaatkan kampus, tetapi juga kampus, hubungan mutualisme, kami menjadi laboraorium yang bisa dijalankan. Yang paling penting dalam satu visi, dengan pemetaan yang sama, data yang sama, target yang sama, sehingga saling sinergi,” sambungnya.
Ia menerangkan SDM adalah salah satu keragaan yang menjadi aspek SiBakul.
Tidak hanya berfokus pada kualitas SDM masyrakat sebagai pelaku UMKM, tetapi juga kualitas pendampingnya.
Selain itu, aspek kelembagaan juga menjadi penting. Sebab program dan intervensi tidak akan optimal jika kelembagaan belum tuntas.
Aspek lainnya adalah produk.
Produk perlu diperhatikan akan memberikan kesejahteraan dan berkelanjutan.
Aspek lain yang tak kalah penting adalah manajemen. Menurut Siwi, tata kelola harus berjalan baik.
Pasar juga menjadi aspek yang diperhatikan Dinkop UKM melalui SiBakul. Dan aspek penting lainnya adalah ekonomi digital.
“Dalam enam aspek ini, pemerintah nggak bisa sendiri, maka sinergi dan kolaborasi ini wajib hukumnya. Memang sulit dilakukan, tetapi kalau ada komitmen, secara bertahap bisa dilakukan. Tidak hanya peran perguruan tinggi, tetapi juga lembaga pembiayaan, lembaga pebisnis, komunitas media, dan lainnya. Inovasi, kreativitas itu penting, penting lagi adalah sinergitas dan kolaborasi, bisa terwujud kalau ada komitmen dan komunikasi,” terangnya.
Sekretaris Komisi B DPRD DIY, Aslam Ridho mengungkapkan ada tiga peran penting bagi masyarakat.
Pertama berkaitan dengan populasi mahasiwa di DIY yang sangat luar biasa dalam mendukung tumbuh kembangnya usaha UMKM.
Peran penting lainya adalah pengabdian masyarakat.
Menurut dia, pengabdian masyrakat yang dilakukan oleh kampus bisa disinergikan dengan pemberdayaan UKM di DIY.
“Jadi ada KKN tematik. Kalau KKN ini temanya sama, ritmenya sama, ini akan memaksimalisasi proses penguatan masyaraat, khususnya pengembangan UMKM. Jangan sampai tema yang diusung saat KKN ini justru nggak nyambung dengan kebijakan Pemda,” ungkapnya.
Peran kampus lainnya adalah membantu legislatif dalam mengoreksi kebijakan.
Hal itu karena kampus memiliki riset, sehingga menjadi mitra akademik dalam penyusunan kerangka regulasi.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Arie Sujito,S.Sos., M.Si mengungkapkan kolaborasi adalah keharusan, sebab memcahkan teka-teki kemiskinan hingga kesenjangan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri. Sehingga diperlukan partisipasi.
“KKN hanya salah satu saja, kita bisa membuat laboratorium bareng. UGM setiap mencanangkan KKN harus berkolaborasi dengan perguruan tinggi setempat dan pemda setempat, termasuk di Jogja. Kita bisa memanfaatkan pengetahuan, teori, konsep yang kami miliki, membuat progam yang relevan dengan yang dibutuhkan pemda, desa,” ungkapnya.
Ia pun ingin agar kolaborasi antarkampus bisa diperkuat. Sehingga kampus satu dan lainnya di DIY dapat membuat proyek bersama, sesuai dengan yang dibutuhkan Pemda DIY.
Pihaknya pun terbuka, jika Pemda DIY membutuhkan peran UGM dalam pengabdian masyarakat.
“Ini PR buat kita, dan cukup challenging untuk perguruan tinggi. Karena kami juga akan dapat ilmu juga,” ujarnya.
GM Bale Ayu Group, Yudhiono menyebut UMKM juga memiliki keterbatasan, seperti SDM hingga modal.
Peran kampus sangat dibutuhkan untuk UMKM melalui riset dan pendampingan.
Menurut dia, UMKM membutuhkan anak muda yang mau berkontribusi, yang hasil risetnya bisa digunakan oleh UMKM.
“Misalnya mahasiswa KKN di UMKM, melakukan pendampingan dan riset terkait dengan marketing, pelayanan, digital marketing, dan lainnya. Saat ini kan konsumen kami kebanyakan mahasiswa, gen Z, kami butuh untuk mengetahui cara pelayanan kepada gen z itu seperti apa, karena kmai hanya meraba-meraba,” terangnya. (maw)
Pakar UGM Sebut Cuaca Ekstrem Perlu Dijawab dengan Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana |
![]() |
---|
6 Transformasi Sawit Menuju Keberlanjutan Menurut Ahli Pangan UGM |
![]() |
---|
Benarkah Minyak Kelapa Sawit Tidak Sehat? Ini Kata Ahli Pangan |
![]() |
---|
UGM Ukur Kinerja Digital 508 Daerah, Inilah Daftar yang Jadi Terbaik |
![]() |
---|
SNBP 2026 Dibuka Februari, Siswa Diminta Cermat Hitung Peluang Masuk PTN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.