Pemkot Yogyakarta Targetkan 3 TPS Mandiri Beroperasi Penuh Mulai Mei 2024

Sampah-sampah yang dialokasikan menuju tiga TPS 3R merupakan limbah baru, sehingga tidak menimbulkan bau.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Pemkot Yogyakarta
Para petugas di TPS 3R Nitikan Kota Yogyakarta, tengah melakukan proses pemilahan sampah dengan mesin conveyor. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemkot Yogyakarta mematok target 3 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) mandirinya bisa beroperasi penuh per awal Mei 2024 mendatang.

Ketiga TPS 3R tersebut, sampai sejauh ini masih dalam tahap revitalisasi dan penyempurnaan, meliputi TPS 3R Nitikan, Kranon, hingga Karangmiri.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyatakan khusus untuk TPS 3R Nitikan, sekarang sudah mulai beroperasi mengolah sampah menjadi produk RDF (Refuse Derived Fuel).

Sebagai informasi, RDF berasal dari pengolahan sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalor tinggi, seperti plastik, kertas, kain, karet dan kulit.

RDF digunakan sebagai alternatif sumber energi oleh industri, yang dalam prosesnya terdapat pembakaran menggunakan bahan bakar fosil layaknya batubara.

Pemkot Yogyakarta pun secara resmi telah menjalin kesepakatan pemanfaatan hasil pengolahan limbah itu dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).

"Kita terus mengebut untuk pembangunan di tiga lokasi, baik di Nitikan, Kranon dan Karangmiri. Kalau yang Nitikan sudah operasi, bahkan ada hasil RDF yang kita kirim," urainya, Minggu (21/4/2024).

Singgih menjelaskan, pekan lalu dirinya sudah menyambangi lokasi tersebut, untuk melihat sejauh mana progres pengolahan sampahnya.

Ia pun meyakini, kuota pengolahan 60 ton per hari yang kini terealisasi di TPS 3R Nitikan, ke depannya masih dapat ditingkatkan menjadi 75 ton per hari.

"InsyaAllah (revitalisasi) tiga TPS kita sampai awal Mei. Setelah itu langsung operasi full. Sekarang, kan, hanggar belum jadi, tapi mesin-mesinnya sudah siap," tandasnya.

"Semua pakai tenaga listrik. Kalau pakai diesel berisik. Kita nggak mau mengganggu kanan kiri, kita upayakan noiseless," lanjut Singgih.

Di samping itu, ia juga memastikan, sampah-sampah yang dialokasikan menuju tiga TPS 3R merupakan limbah baru, sehingga tidak menimbulkan bau.

Selaras hitung-hitungan terakhir, nantinya ketiga lokasi tersebut dapat mengolah sampah dari masyarakat Kota Yogya sekitar 135 ton per hari.

"Tiga lokasi itu memang belum bisa menyelesaikan total sampah yang 200an ton per hari. Maka kita coba kerjasamakan dengan swasta juga. Tapi, mayoritas dikelola sendiri di kota," ujarnya.

Oleh sebab itu, ketika nanti TPS Piyungan ditutup rapat dan tidak lagi menerima pembuangan dari kota dan kabupaten, Pemkot sudah benar-benar siap.

Sampai sejauh ini, Kota Yogya masih mendapat jatah menuju tempat pembuangan sampah di Kabupaten Bantul itu sekitar 130 ton per hari.

"Kalau sekarang kita masih kirim ke TPA (Piyungan), sambil uji coba proses flow-nya, karena tetap ada kuotanya. Tapi, kita upayakan tetap optimalisasi di Nitikan," ucap Pj Wali Kota.

Dijelaskan, meski belum beroperasi penuh, puluhan tenaga kerja sudah diterjunkannya di TPS 3R Nitikan untuk menunjang pengolahan sampah.

Nantinya, ketika dua TPS 3R lain, yakni di Kranon dan Karangmiri sudah mulai dibuka, deretan tenaga kerja tersebut bakal digeser secara berkala dari Nitikan.

"Sekarang di Nitikan ada 50an tenaga kerja. Nanti itu di Kranon dan Karangmiri juga, tapi trainingnya di Nitikan. Kalau Kranon dan Karangmiri sudah jalan, di Nitikan dikurangi," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved