Mudik Lebaran 2024

Puncak Arus Mudik Lebaran 2024, Pergerakan Penumpang di Terminal Giwangan Yogyakarta Melonjak 

Rute Yogyakarta-Surabaya dan sekitarnya, seperti Jember, Probolinggo, hingga Malang, menjadi favorit dengan jumlah pengakses tertinggi.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Aktivitas kedatangan dan keberangkatan armada di Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Geliat arus mudik lebaran di Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta mulai terasa, seiring pergerakan penumpang yang melonjak signifikan.

Peningkatan penumpang dan armada yang masuk dan berangkat dari terminal type A tersebut, tercatat mulai terjadi sejak Jumat (5/4/2024) lalu.

Kepala UPT Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Giwangan Yogyakarta, Sigit Saryanto, menandaskan, pada hari perdana puncak arus mudik itu, terdapat 12.700 pergerakan penumpang.

Dari jumlah tersebut, 7.800 di antaranya berangkat dari Terminal Giwangan, menuju beberapa daerah tujuan di dalam dan luar Pulau Jawa.

"Dengan jumlah bus mencapai 1.400 armada. Prediksinya memang Jumat, Sabtu, Minggu ini puncak arus mudik," katanya, Minggu (7/4/2024).

Dijelaskan, rute Yogyakarta-Surabaya dan sekitarnya, seperti Jember, Probolinggo, hingga Malang, menjadi favorit dengan jumlah pengakses tertinggi.

Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi peningkatan permintaan, pihaknya menyediakan armada di rute-rute tersebut selama 24 jam penuh.

"Kalau yang ke luar pulau, paling banyak itu ke arah timur, Bali sampai Lombok. Terus, yang ke arah barat, Lampung dan Palembang," terangnya.

Sigit pun tidak memungkiri, antusiasme mudik jelang lebaran Idulfitri 2024 memang berpotensi meningkat, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Terlebih, beberapa instansi baik swasta maupun pemerintahan cukup getol melangsungkan giat mudik massal gratis dan diberangkatkan dari Terminal Giwangan.

"Lagipula ada cuti bersama dan libur yang cukup panjang, sehingga masyarakat antusiasi mudik ke daerahnya masing-masing," cetusnya.

Mengenai tarif sepanjang momen lebaran, Sigit mengakui ada sedikit peningkatan, namun masih dalam batas wajar, serta tidak melanggar peraturan.

Menurutnya, besaran tarif, khususnya untuk armada non ekonomi, tetap mempertimbangkan daya beli masyarakat secara umum.

"Misalnya, kalau (hari biasa) Rp300 ribu, sekarang jadi Rp400 ribu atau Rp500 ribu. Itu masih normal, tidak akan sampai Rp700 ribu," ungkapnya.

"Tarif armada terus kita pantau, supaya tetap disesuaikan dengan daya beli masyarakat, ya, jangan sampai melampaui itu," pungkas Sigit. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved