Berita Bisnis Terkini
Kolaborasi Jadi Kunci Transformasi UMKM Berkelanjutan
Transformasi digital yang terakselerasi karena pandemi COVID-19 menjadi peluang besar yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM untuk tumbuh.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Tidak bisa jika hanya digarap oleh Dinkop UKM DIY saja, tetapi juga perlu OPD lain untuk mendukung infrastruktur yang dibutuhkan.
CEO Bio Hadikesuma Management Training and Consulting (BHMTC), Bio Hadikesuma menuturkan kemampuan adaptasi pengusaha dalam menghadapi krisis berbeda-beda.
Sehingga ada pelaku UMKM yang bisa bertahan, namun ada pula yang kemudian mati.
Menurut dia, digitalisasi yang kini tengah digalakkan pemerintah bisa menjadi percepatan pemasaran.
Namun tidak bisa menjadi satu-satunya metode pemasaran.
"Digital memang menguntungkan untuk pihak tertentu, tetapi bukan ketergantungan. Digitalisasi sebagai alat untuk mempercepat akses saja. Kalau saya mendorong konvesional tetap dilakukan kemudian diakselerasi dengan digitalisasi," uajrnya.
Agar transformasi UMKM bisa berkelanjutan, pihaknya menekankan pentingnya kolaborasi.
Pemerintah telah memberikan pendampingan agar pelaku UMKM mandiri.
Ia pun mendorong agar pelaku UMKM bisa berkolaborasi dengan pihak lain.
Dosen Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Dr Junaidi M.Si., Ak., Ca., CSRS mengungkapkan dalam pengenalan produk menjadi kendala paling besar yang dialami UMKM .
Sehingga dibutuhkan intervensi agar UMKM yang baru merintis usaha dapat bertahan.
Di sisi lain, intervensi terkait manajemen keuangan bagi UMKM juga perlu digalakkan.
Sebab tidak sedikit palaku UMKM yang tidak memisahkan keuangan pribadi dengan bisnis.
"Kemudian kalau diamati, banyak UMKM yang butuh permodalan. Bisa jadi tidak masuk ke bank, tetapi ke bank plecit. Skema pinjaman di pasar itu beragam, ada yang sehari 5 persen, dan itu riil. Susah berkembang kalau usaha dengan skema seperti itu," ungkapnya.
Ia menambahkan tantangan pelaku UMKM saat ini adalah bersaing dengan produk impor yang lebih murah.
Menurut dia, jika tidak ada regulasi yang membatasi produk impor, pelaku UMKM tidak bisa bertahan.
"Memang benar enterpreneurship perlu ditingkatkan, tetapi jangan kemudian menjual produk impor. Jual produk-produk UMKM . Ini penting sekali untuk kelangsungan hidup UMKM ," imbuhnya. ( Tribunjogja.com )
Jelang Natal, Perajin Patung Rohani di Bantul Banjir Pesanan |
![]() |
---|
KAI Daop 6 Yogyakarta Siap Dukung Program Angkutan Motor Gratis Periode Natal 2024 |
![]() |
---|
Transaksi Pembayaran Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sambut Libur Akhir Tahun, YIA Kulon Progo Akan Turunkan Tarif PJP2U dan PJ4U hingga 50 Persen |
![]() |
---|
Truk Mogok di Perlintasan Kereta Wilayah Purwokerto, Sejumlah KA Alami Kelambatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.