Bitcoin Berpotensi Kembali Menuju Level Harga Rp 1 Miliar, Bisakah Tercapai?

Bitcoin (BTC) berhasil menembus angka $63.000 atau sekitar Rp 989 juta pada hari Rabu (28/2/2024) malam.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Gaya Lufityanti
pixabay
Ilustrasi bitcoin mata uang kripto 

Tribunjogja.com - Bitcoin (BTC) berhasil menembus angka $63.000 atau sekitar Rp 989 juta pada hari Rabu (28/2/2024) malam, level tertinggi yang belum pernah terlihat sejak November 2021.

Kenaikan Bitcoin ke $63.000 didorong oleh kenaikan harga sebesar 42 persen di bulan Februari, menjadikannya kenaikan bulanan terbesar sejak Desember 2020.

Namun, aksi harga Bitcoin yang meroket signifikan memicu likuidasi kripto senilai hampir $700 juta selama 24 jam terakhir, alhasil BTC kembali anjlok 7 persen dari level tertinggi $63.734 ke kisaran $61.300.

Aksi jual bergema di seluruh pasar aset kripto.

Trader Tokocrypto , Fyqieh Fachrur, melihat penurunan harga BTC dari all-time high (ATH) terbarunya itu disebabkan oleh investor yang mulai aksi taking profit atau ambil untung.

Di sisi lain, dari analisis teknikal menunjukkan bahwa BTC telah masuk ke dalam wilayah overbought, yang berarti ada potensi untuk koreksi harga.

Tekanan jual semakin meningkat seiring dengan harga mencapai level tertinggi di $64.000.

Baca juga: Jumlah Investor Kripto di Indonesia Terus Tumbuh, Capai 18,83 Juta Orang di Januari 2024

"Penurunan harga BTC dari level ATH terbarunya disebabkan oleh fenomena yang lumrah dalam pasar kripto, yaitu aksi taking profit dari para investor . Kenaikan yang signifikan seperti yang kita saksikan belakangan ini seringkali diikuti oleh fase koreksi, dan hal ini tidak terkecuali bagi Bitcoin . Namun, ini juga bisa menjadi kesempatan bagi investor untuk membeli kembali Bitcoin saat harga turun, mengingat potensi jangka panjangnya yang tetap kuat," jelas Fyqieh.

Aksi harga Bitcoin yang meroket juga membawa rekor volume perdagangan untuk ETF BTC spot yang terdaftar di AS. IBIT BlackRock mencatat $3,3 miliar saham diperdagangkan, lebih dari dua kali lipat hari pemecahan rekor pada hari Rabu (28/2/2024). ETF Bitcoin raih rekor ATH volume harian sebesar $2,6 miliar.

"Masuknya modal ke pasar karena ETF Bitcoin spot AS yang baru-baru ini disetujui telah memainkan peran penting dalam memicu lonjakan ini. Kenaikan pesat ini telah menghidupkan kembali ingatan akan pasar bullish kripto yang mendorong token ke rekor puncaknya hampir $69.000 pada November 2021, karena investor terkena FOMO untuk tertinggal pada kenaikan harga lebih lanjut," ujar Fyqieh.

Crypto Fear and Greed Index yang merupakan indikator utama psikologi investor, melonjak menjadi 82, menandakan "Extreme Greed" dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun.

"Meskipun level tersebut sering kali mendahului koreksi pasar, level tersebut juga menunjukkan peningkatan selera terhadap risiko dan investasi spekulatif."

Lebih lanjut menurut Fyqieh, para pelaku pasar secara strategis telah memasuki pasar Bitcoin menjelang peristiwa halving yang dijadwalkan pada bulan April.

Proses halving, yang dirancang untuk memperlambat tekanan jual BTC, secara historis memicu reli harga yang signifikan.

Pada saat yang sama, kemungkinan penurunan suku bunga The Fed dalam beberapa bulan mendatang telah meningkatkan minat investor terhadap aset-aset yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dan lebih fluktuatif, sehingga semakin mendukung pergerakan naik Bitcoin.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved