Peternak Kesulitan Akses Jagung, Pemerintah Dituntut Pastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Harga

Saat ini jagung diperebutkan oleh banyak stakeholder, utamanya feedmill, perusahaan etanol, peternak sapi, dan lainnya. 

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Suasana Rembuk Nasional Menyongsong Panen Jagung Nasional 1,9 juta Ton di Fakultas Peternakan UGM, Kamis (29/02/2024). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Produksi jagung perlu diakselerasi agar dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak.

Hal itu karena jagung merupakan bahan utama pakan ternak

Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN), Jenny Soelistiani, mengatakan saat ini jagung diperebutkan oleh banyak stakeholder, utamanya feedmill, perusahaan etanol, peternak sapi, dan lainnya. 

"Sehingga jagung yang produksinya ini mungkin secara tonasenya banyak, tapi tetap tidak mencukupi. Sehingga kami peternak petelur ini selalu kalah dalam mendapatkan jagung," katanya dalam Rembuk Nasional bertajuk Menyongsong Panen Jagung Nasional 1,9 juta Ton di Fakultas Peternakan UGM, Kamis (29/02/2024). 

"Kalau tahun-tahun tidak ada El Nino saja kami juga sering kesulitan jagung apalagi tahun ini, tahun 2023 kemarin ketika terjadi El Nino betul-betul peternak layer ini tidak bisa mengakses jagung," sambungnya. 

Ia berharap pemerintah memberikan solusi atas ketersediaan jagung dan keterjangkauan harga.

Pihaknya juga ingin agar Bulog dapat menyimpan cadagangan jagung untuk disalurkan ke peternak

"Kami ingin asosiasi juga difasilitasi untuk bisa bermitra dengan Bulog ya. Karena peternak ini kan punya keterbatasan kemampuan di dalam membeli jagung, kami nggak mungkin bisa bersaing dengan perusahaan besar. Bulog juga kan menyerap, koperasi-koperasi tetap ada penyaluran jagung lokal ya, itu sudah sangat menolong," ujarnya. 

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof Ali Agus, menyebut disadari atau tidak, El Nino yang menyebabkan mundurnya musim tanam yang juga berdampak pada mundurnya musim panen. Padahal ayam tetap membutuhkan pakan yaitu jagung

Menurut dia, semua pihak perlu mendorong dan mendukung agar dapat mewujudkan ketersediaan jagung dan keterjangkauan harga. 

"Pemerintah saat ini sedang mengerjakan program-program optimalisasi pangan, akselerasi percepatan termasuk pompalisasi dan sebagai, ini sedang dilakukan mudah-mudahan nanti kita tidak ketinggalan antara kebutuhan jagung untuk peternak dan penanaman," terangnya. 

Ketua Bapanas, Arief Prasetya Adi menjelaskan Kementerian Pertanian tengah melakukan peningkatan produksi jagung menjadi 1,9 juta ton.

Jika hal tersebut bisa diwujudkan, maka masih ada surplus yang cukup banyak.

Mengingat kebutuhan jagung nasional sekitar 1,2-1,3 juta ton. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved