Menpan RB: Tes ASN Sudah Terbuka dan Transparan, Tidak Bisa Lagi Lewat Jalur Ordal
Transparansi dibutuhkan untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) terbaik untuk mengabdi kepada negara.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB), Abdullah Azwar Anas memastikan tes Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia sudah terbuka dan transparan.
Transparansi dibutuhkan untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) terbaik untuk mengabdi kepada negara.
“Kita sudah berbenah hari ini. Bagaimana SDM kita ke depan jauh lebih bagus. Kita sedang dilema. Di satu sisi kita dituntut untuk mendorong birokrasi berkelas dunia, tapi di sisi lain, honorer masih banyak kompromi. Misalnya, bekas relawan, bekas tim sukses, bekas orang berjasa, maka dijadikan honorer. Tentu, ini tidak boleh terus menerus,” katanya saat berkunjung ke Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten, Kamis (22/2/2024) siang,
“Sekarang tes Pegawai Negeri Sipil (PNS), sudah amat sangat terbuka. Tes (anggota) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekarang ada di tempat kami. Diplomat juga di tempat kami. Tesnya sekarang sudah transparan, tidak bisa titip orang dalam,” beber dia lagi.
Menurutnya, kini adalah saat yang tepat untuk memberikan kesempatan yang sama pada orang yang tidak punya jabatan, di kampung sekalipun, untuk menjadi ASN, pengabdi sekaligus pelayan rakyat.
Dilanjutnya, dari tes CPNS di tahun sebelumnya, ada 530 ribu formasi yang dibutuhkan dan ada 2,9 juta orang yang mendaftar.
Tidak heran, ada banyak yang belum tentu bisa menjadi PNS lantaran sedikitnya formasi dan banyaknya pendaftar.
Anas juga berpesan kepada Pemerintah Kabupaten Klaten untuk mencari talenta-talenta terbaik di bidang digitalisasi untuk menjadi pengabdi negara.
Sebab kini, proses pelayanan untuk masyarakat tak lepas dari digitalisasi untuk mempercepat pekerjaan.
“Kita pilih talenta yang bagus dan jangan lupa siapkan uang diklatnya. Jangan sampai, mereka sudah pintar, penuh talenta, tesnya serba sulit, tapi di Klaten tidak didiklat dengan baik. Ya sudah, itu sama dengan kopi orang tua zaman dulu. Asal hitam, asal gosong dan jadi kopi. Padahal, kalau menyangrai kopi dengan tepat, rasanya akan keluar,” ungkapnya.
Menurut dia, ASN baru yang sudah direkrut Pemkab Klaten harus diberi tugas yang berbeda untuk mengeluarkan potensi-potensi mereka.
Pencarian SDM terbaik untuk pengabdi negara, kata dia, bisa mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Hal ini karena ada dua syarat yang harus dipahami, yakni SDM yang kompetitif dan birokrasi yang profesional. (*)
Kisah Nenek Berusia 78 Tahun Asal Klaten Ditagih Denda Rp115 Juta karena Siaran Liga Inggris |
![]() |
---|
Warga Desa Kingkang Klaten Minta Bantuan Renovasi Gedung ke Bupati |
![]() |
---|
Kronologi Nenek Endang Diminta Bayar Denda Rp115 Juta oleh Pemilik Hak Siar Liga Inggris |
![]() |
---|
Pemkab Klaten Didampingi Kementerian Lingkungan Hidup Kelola Gunungan Sampah TPA |
![]() |
---|
Dua Keluarga Warga Klaten Mengungsi Tak Punya Tempat Tinggal karena Rumah Terbakar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.