Depo Sampah Kian Penuh, Pemkot Yogyakarta Buka Opsi Minta Tambahan Kuota Pembuangan ke TPA Piyungan

Tumpukan sampah di lokasi tersebut terlihat mulai meluber dan mendekati pintu gerbang, di mana aroma tidak sedap pun tercium

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Kondisi depo sampah di sisi barat Stadion Mandala Krida, Kota Yogyakarta, yang tampak semakin penuh, Rabu (21/2/2024). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kondisi sejumlah depo atau tempat pembuangan sementara di Kota Yogyakarta tampak kembali dipenuhi tumpukan limbah akhir-akhir ini.

Salah satu yang paling mencolok adalah depo sampah di sisi barat Stadion Mandala Krida, yang notabene merupakan tempat penampungan limbah terbesar di Kota Yogyakarta.

Tumpukan sampah di lokasi tersebut terlihat mulai meluber dan mendekati pintu gerbang, di mana aroma tidak sedap pun tercium dari jarak belasan meter.

Merespon hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, mengatakan bahwa eksekusi depo secara berkala tetap dilangsungkanya.

"Tetap kita eksekusi, tapi tidak mungkin sampai habis. Karena kalau sampai habis tentu kita butuh kuota khusus," ujarnya, Rabu (21/2/2024).

Sehingga, sebagai upaya pembersihan depo, Sugeng pun membuka opsi untuk kembali meminta kuota pembuangan khusus menuju TPA Piyungan kepada Pemda DIY.

Sebab, kuota pembuangan 130 ton per hari dari Kota Yogya menuju TPA Piyungan, tidak akan cukup untuk membersihkan deretan tempat penampungannya.

"Kalau (depo) Mandala ternyata full sampai ke pagar, tentu kita akan minta kuota khusus lagi. Tapi, untuk minta kuota khusus ke DIY tidak bisa langsung dikabulkan," tandasnya.

"Bisa jadi baru tiga hari kemudian, dengan kuota yang hanya lima truk. Itu, kan, hanya bisa mengurangi sedikit ya, seperti beberapa waktu lalu," tambah Sugeng.

Ia tidak memungkiri, depo sampah di sisi barat Stadion Mandala Krida memang menjadi tolok ukur, karena mempunyai kuota terbesar dalam menghimpun limbah.

Sehingga, ketika tempat penampungan tersebut sudah penuh sesak, maka hampir dipastikan kondisi depo lainnya pun tidak kalah memprihatinkan.

"Itu depo terbesar, benteng terakhir kami. Kalau ada kesulitan, pasti (sampah) kita larikan ke sana. Kalau di sana penuh, tidak bisa dilarikan ke tempat lain, susah sekali itu," ungkapnya.

Namun, Sugeng menyebut, untuk membersihkan total depo Mandala Krida saja, setidaknya dibutuhkan kuota pembuangan khusus hingga 50 ton atau setara 15 truk.

Menurutnya, butuh penambahan alokasi yang benar-benar signifikan, untuk melenyapkan tumpukan limbah di depo-depo yang tersebar di Kota Pelajar.

"Kalau kami diberi tambahan kuota 100 ton per hari, dalam kurun tertentu, bisa saja. Dulu kami pernah diberi kuota untuk pengosongan depo RRI dan Pengok, jadi bisa saja," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved