Berita Kriminal

Pengakuan Pemuda Klaten Tembak Teman dengan Airsoft Gun: Kenakan Pakaian Geng Lain

Seorang pemuda asal Klaten berinisial DOH (25) menembak temannya dengan menggunakan airsoft gun berpeluru gotri, S (22) di tengah sawah

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
DOH (25), pemuda asal Klaten yang menembak teman dengan airsoft gun saat dihadirkan di Mapolres Klaten, Selasa (20/2/2024) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Seorang pemuda asal Klaten berinisial DOH (25) menembak temannya dengan menggunakan airsoft gun berpeluru gotri, S (22) di tengah sawah, Dukuh Jlumbang, Desa Kadibolo, Kecamatan Wedi sekitar pukul 02:30 WIB, Jumat (16/2/2024).

Dari tragedi tersebut, DOH pun dicokok polisi.

Satu pelaku lain yang ikut dalam penembakan itu masih masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).

Saat konferensi pers di Mapolres Klaten, DOH mengakui dirinya adalah penembak S menggunakan airsoft gun.

Alasannya karena S yang merupakan warga Kecamatan Bayat itu mengenakan pakaian bertuliskan nama geng lain.

“Iya dia anggota geng itu dan saya gak terima dia pernah menganiaya saudara,” katanya ditemui di Mapolres Klaten, Selasa (20/2/2024).

DOH yang merupakan warga Desa Merbung, Kecamatan Klaten Selatan itu mengakui sebenarnya dia juga tidak tahu kalau ada airsoft gun di motornya.

Airsoft gun itu dimiliki oleh pelaku dua yang kini masih buron.

Setelah tahu ada airsoft gun, DOH menembak S dari jarak lima meter.

Kemudian, pelaku dua lantas mengambil airsoft gun itu, ikut menembakkan S yang segera lari dari pandangan mereka.

Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Yulianus Dica Ariseno Adi mengatakan, ini adalah kali ketiga DOH ditahan.

Sebelumnya, DOH pernah ditahan lantaran kasus penganiayaan juga.

“Korban tidak melawan. Dia kabur pulang ke rumah dan orang tua korban mendapati korban dalam keadaan kesakitan. Ada sebagian peluru yang masih
menyangkut di tangan kanan saat itu,” beber dia.

Dikatakan Yulianus, peluru gotri itu mengenai punggung, dada, tangan kiri dan kanan, serta kepala bagian belakang.

S pulang ke rumah dalam kondisi kesakitan.

Orangtuanya kala itu masih tidur karena waktu masih menunjukkan pukul 03:30 WIB.

Setelahnya, menurut kronologi ungkap kasus Polres Klaten, ada tetangga S yang datang ke rumah, mengecek kondisinya.

Orang tua S juga terbangun, menanyakan bagian mana yang sakit. Ia pun dibawa ke RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro untuk ditindak medis.

“Sekarang korban sudah baik-baik saja,” ucap dia.

Sebelum tragedi penembakan dengan gotri, DOH sempat minum minuman keras sekitar jam 01:00, Jumat (16/2/2024) di rumah Bm.

Di situ, DOH melihat S mengenakan kaus bertuliskan geng lain dan meminta Bm untuk menyuruh S membalik bajunya.

Kaus tersebut, kata Yulianus, dibeli secara daring seharga Rp70 ribu.

S pun menurut dengan membalikkan kaus yang ia kenakan.

Kapolres Klaten, AKBP Warsono menambahkan, korban sempat mendekati pelaku. Sesaat itu juga, DOH memukul S menggunakan tangan kiri dan mengenai pipi kanan S satu kali.

S yang tidak terima lantas membalas dengan satu bogeman mengenai hidung sebelah kiri DOH.

“Setelahnya, dilerai oleh saudara Bm. S pun diminta pergi. DOH kemudian minta ditemukan dengan S. Ia meminta kepada Bm dan disarankan untuk bertemu di tengah sawah,” tutupnya.

Adapun barang bukti berupa dua butir peluru gotri, satu kaus berwarna hitam dan satu unit Honda Scoopy. (ard)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved