Kuliner

KULINER JOGJA: Sate Kere Legendaris Bu Suwarni Pasar Beringharjo

Sudah berjualan selama puluhan tahun, pahit manis saat berjualan sudah  pasti dirasakan nenek 71 tahun tersebut, ia mengaku pernah diusir

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Ananda Putri Oktaviani MG
Sate Kere Bu Suwarni Pasar Beringharjo, Minggu (4/2/2024) 


TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Pasar Beringharjo merupakan salah satu diantara banyak Pasar di Yogyakarta yang paling terkenal.

Selain dikenal akan berbagai macam baju, kain batik, Pasar ini juga terkenal akan kulinernya yang legendaris.

Salah satunya adalah Sate Kere Bu Suwarni yang sudah ada sejak tahun 1984 hingga saat ini dan pernah didatangi beberapa pejabat salah satunya Menteri BUMN Erick Thohir. Letak sate ini berada di pintu selatan Pasar Beringharjo.

“Saya aslinya Kalasan tapi sudah dari tahun 84 disini, pak Erick juga sudah pernah datang kesini mencicipi sate saya”, ungkap Suwarni (71) saat ditemui di lapaknya, Minggu (4/2/2024).

Lebih lanjut, Suwarni juga mengatakan jika ia meneruskan usaha sate kere milik keluarganya. Resep satenya ini pun adalah resep turun temurun dari neneknya, karena itu rasanya tetap konsisten dari dulu sampai sekarang.

Sate Kere nya dibumbui dengan beberapa rempah sebelum dibakar. Kemudian saat dibakar satenya dilumuri dengan kecap.

Rasa satenya cenderung manis dan sedikit gurih dan tekstur nya kenyal membuat siapa saja yang menikmati menjadi ketagihan

Dalam sehari ia bisa menghabiskan 8 kg di hari biasa sedangkan untuk weekend bisa mencapai 13 kg sandung lamur.

“Kalau hari biasa cuma 8 kg tapi kalau sabtu minggu bisa sampai 13 kg, saya gak pake lemak tapi pakainya yang sandung lamur,” katanya.

Sudah berjualan selama puluhan tahun, pahit manis saat berjualan sudah  pasti dirasakan nenek 71 tahun tersebut, ia mengaku pernah diusir dan ditendang, serta sebelum menetap ia sempat berkeliling dari tempat satu ke tempat lainnya. 

“Dulu saya pernah diusir dan tidak boleh jualan disini, saya juga pernah ditendang karena kan saya gak punya kios hanya ngemper disini saja, sebelum saya menetap disini saya berjualan keliling, setiap pasar malam mana saja saya uber ” terangnya.

Tetapi Suwarni bersyukur saat ia mendapat izin untuk berjualan di Pasar Beringharjo.

Karena usahanya saat itu tak lain dan tak bukan untuk menghidupi kedua anaknya. Kini kedua anaknya sudah sukses di Jakarta.

“Alhamdulillah, saya berjuang sampai anak - anak bisa sukses dan sekarang sudah di Jakarta bekerja di Pabrik Jepang dan yang satunya sudah menjadi guru les privat,” jelasnya.

Suwarni mengatakan jika dirinya tinggal tak jauh dari Pasar Beringharjo yaitu di Ketandan.

Meski usianya sudah tidak muda lagi semangat dari beliau ini patut untuk dicontoh.

Ia tetap ingin berjualan sate karena menurutnya dengan berjualan sate ini bisa menjadi kegiatannya untuk mengisi hari tua agar tak hanya berdiam diri rumah. 

Nenek asal Kalasan tersebut juga mengajarkan untuk tidak menyerah dan harus terus berjuang jika ingin tujuannya tercapai.

“Jangan apa - apa kok ah rekoso, bilang saja aku berjuang untuk sukses dan bisa tercapai gitu, jangan mutung dan nglokro, pokoknya semangat saja,” tuturnya.

Jika anda berkunjung ke Pasar Beringharjo jangan lupa untuk mampir ke Sate Bu Suwarni ini. Jenis sate yang dijual ada 3 jenis yaitu Sate daging sapi, Sate Ginjal, dan Sate Kere.

Harganya cukup ramah di kantong, harga Sate daging sapi dan Ginjal dibanderol dengan harga Rp 5000 rb untuk 1 tusuknya dan untuk Sate Kerenya Rp 4000 rb, serta jika ingin menambah kupat cukup hanya membayar Rp 3000 rb saja. 

Sate Bu Suwarni ini buka mulai pukul 10.00 - 16.00 WIB. (MG Ananda Putri Oktaviani).

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved