Pemkot Yogyakarta Tetapkan 15 Paket Strategis 2024, Fokus Selesaikan Masalah Sampah

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menuturkan sektor persampahan memang menyedot anggaran yang cukup signifikan.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUN JOGJA/AZKA RAMADHAN
Pj Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebanyak 15 pekerjaan fisik yang masuk dalam paket strategis bakal digulirkan Pemkot Yogyakarta sepanjang 2024.

Sektor persampahan jadi salah satu fokus yang digarap eksekutif, seiring target desentralisasi yang dicanangkan mulai pertengahan tahun ini.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menuturkan sektor persampahan memang menyedot anggaran yang cukup signifikan.

Dalam proyek strategis 2024, diaganggarkan Rp2,8 miliar untuk merealisasikan pengolahan sampah mandiri yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

"Jadi, yang berkaitan dengan pengolahan sampah itu ada renovasi hanggar dan penataan landscape di TPA Piyungan," katanya, Senin (22/1/2024).

Selaras rencana, sampah yang masuk ke sana bakal diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), atau selama ini dikenal dengan sebutan 'keripik sampah'.

Sebagai informasi, RDF berasal dari sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalor tinggi, seperti plastik, kertas, kain, karet dan kulit.

RDF digunakan sebagai alternatif sumber energi oleh industri, yang dalam prosesnya terdapat pembakaran menggunakan bahan bakar fosil batubara.

Oleh sebab itu, Singgih memastikan, hasil pengolahan sampah di TPA Piyungan tersebut, nantinya bakal memberikan manfaat keekonomian.

"Kami berharap bulan Mei sudah ada (operasional), dengan pengolahan 40-50 ton per hari. Produk akhirnya adalah RDF, kita akan kerja sama dengan salah satu industri semen," ucapnya.

Tidak berhenti sampai di situ, pada sektor tersebut, Pemkot Yogyakarta juga menganggarkan Rp3,5 miliar dan Rp5,3 miliar untuk peningkatan kapasitas TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Nitikan dan Karangmiri.

Saat ini, lanjut Singgih, TPS 3R Nitikan sudah beroperasi dengan kapasitas pengolahan sampah 30 ton per hari, yang ke depannya bakal ditingkatkan menjadi 40 ton.

Sementara, proses pengadaan peralatan penunjang pengolahan sampah di TPS 3R Karangmiri pun sudah dilangsungkan sejak akhir tahun lalu.

Sehingga, ia mengatakan, penanganan limbah bisa mulai digencarkan di lokasi tersebut, meski dengan kapasitas yang masih terbatas.

"Jadi, untuk TPST di Karangmiri, tahun ini akan kita revitalisasi, menuju 10 ton pengolahan sampah per hari, terus naik lagi ke 20 ton," tegasnya.

Dengan memasukkannya ke dalam paket strategis, Singgih berharap, permasalahan sampah yang sudah jadi polemik berkepanjangan di Kota Yogyakarta, bisa diselesaikan tahun ini.

Terlebih, kuota pembuangan untuk wilayahnya menuju TPA Piyungan belakangan semakin menipis dan tinggal tersisa sekitar 145 ton per hari saja.

"Makanya, kita harapkan pertengahan bulan sudah menyelesaikan itu, agar seluruh aktivitas pengolahan sampah bisa berjalan," tandasnya.

Lebih lanjut, selain di sektor persampahan, Pemkot Yogyakarta juga memasukkan deretan pekerjaan fisik lain ke dalam paket strategis 2024.

Antara lain penataan permukiman kumuh di kawasan Pringgokusuman (Rp2,75 miliar) dan Terban (Rp3,4 miliar), serta perbaikan Jalan Gedongkuning sisi selatan (Rp9 miliar).

Kemudian, pembangunan Puskesmas Kraton (Rp5,8 miliar) dan Pakualaman (Rp8,3 miliar), renovasi RSUD Yogya (Rp20 miliar), hingga pembangunan lanjutan Taman Budaya Embung Giwangan (Rp26,2 miliar).

"Saat ini dalam proses lelang dan semoga nanti tidak ada kendala, lancar, sehingga pembangunan segera dilaksanakan, terutama untuk penanganan sampah," pungkas Singgih. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved