GIPI DIY Dorong Pemasaran Desa Wisata di DIY Ditingkatkan

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, mengatakan kesadaran wisatawan terkait dengan desa wisata masih kurang.

Tribun Jogja/ Neti Istimewa Rukmana
20 delegasi dari berbagai negara sedang menikmati keindahan alam desa wisata Wukirsari-Sleman sambil naik pedati, Senin (6/2/2023). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY mendorong pemasaran desa wisata di DIY ditingkatkan.

Hal itu karena desa wisata di DIY dipandang belum seperti destinasi wisata lain di DIY. 

Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, mengatakan kesadaran wisatawan terkait dengan desa wisata masih kurang.

Sehingga pemasaran desa wisata perlu ditingkatkan secara kontinu dan konsisten. 

"Yang perlu kita dorong sisi desa wisata, masih belum seperti destinasi lainnya. Awareness wisatawan mengenai desa wisata masih kurang, ini juga sejalan dengan kurang maksimalnya pemasaran desa wisata secara kontinyu dan konsisten, agar jauh lebih dikenal oleh wisatawan," katanya, Selasa (02/01/2023). 

Bobby berharap pemerintah daerah baik DIY maupun kabupaten/kota bersama dengan industri pariwisata mulai menata ulang produk dan segmentasi pasar DIY.

Apalagi ada beberapa perubahan infrastruktur baru, seperti jalan tol. 

Perkembangan amenitas di kabupaten semakin maju. Hal itu memungkinan terjadinya perubahan pola perjalanan wisatawan. 

"Sudah waktunya Jogja dengan keterbatasan wilayah bisa mulai lebih selektif dalam menentukan market sharenya. Agar transformasi menuju quality tourism benar-benar terprogres," terangnya. 

"Sehingga pergerakan pariwisata yang cukup tinggi bisa memberikan dampak ekonomi yang sesuai dan mampu memberikan multiplier efek terhadap ekosistem pariwisata DIY, dimana pariwisata merupakan salah satu engine (mesin) ekonomi DIY," sambungnya. 

Ia menambahkan secara umum liburan Natal dan Tahun Baru di DIY sesuai dengan ekspektasi GIPI DIY dan industri pariwisata. Hal itu dibuktikan dengan tingginya okupasi hotel di DIY. 

Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan selama periode 23 hingga 31 Desember 2023 okupansi hotel di DIY menyentuh 98 persen. 

Ia menyebut okupansi hotel di DIY sudah melebihi target PHRI DIY. Pasalnya pihaknya menargetkan okupansi selama libur Nataru hanya 90 persen saja. 

"Okupansi periode Nataru sudah 98 persen, bisa dikatakan hampir 100 persen untuk di Kota Yogyakarta dan Sleman. Kalau Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul rata-rata 85-90 persen. Karena kan di tiga kabupaten itu kamarnya tambah, resort dan hotel tambah," ujarnya. 

"Sudah lebih baik dari tahun lalu. Kalau tahun lalu itu rata-rata okupansi hotel hanya 80 persen, maksimal 95 persen," imbuhnya. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved