Berita Sleman Hari Ini
TPST Tamanmartani Diresmikan, Sleman Mulai Mengolah Sampah Jadi 'Keripik' Bahan Bakar Alternatif
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman telah selesai dibangun dan diresmikan. Peresmian TPST per
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman telah selesai dibangun dan diresmikan.
Peresmian TPST perdana di Bumi Sembada ini menjadi langkah awal bagi Pemerintahan Kabupaten Sleman untuk mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan dari mulai hulu hingga hilir.
Sampah di tempat seluas 1,3 hektare ini diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) atau 'keripik' sampah yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif industri pabrik semen.
Baca juga: KPU Kulon Progo Harapkan Media Massa Beri Ruang Kampanye Pemilu 2024 Secara Berimbang
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani menyampaikan TPST di Tamanmartani yang dibangun dengan total pagu anggaran sekira Rp 23,6 miliar ini memiliki tiga modul pengolahan sampah dengan kapasitas maksimal 80-90 ton per hari.
Selain di Tamanmartani, pihaknya juga tengah membangun TPST serupa di Sendangsari, Minggir dengan dua modul pengolahan berkapasitas 50-60 ton sampah per hari.
TPST di Minggir dengan luas lahan 6,600 meter persegi ditargetkan mulai komisioning atau ujicoba beroperasi pada pertengahan Januari.
Hasil akhir pengolahan sampah di dua TPST di Kabupaten Sleman ini menjadi RDF atau keripik sampah.
Nantinya, bahan bakar alternatif dari pengolahan sampah di Sleman ini akan dikirim ke PT SBI di Cilacap.
"Jika dua TPST di Tamanmartani dan Minggir beroperasi, maka harapannya bisa mengirimkan RDF 100 ton per hari," kata Epiphana, di sela peresmian TPST Tamanmartani, Kamis (21/12/2023).
Untuk memperlancar proses pengiriman ini, Kabupaten Sleman mengupayakan penguatan kelembagaan dari UPTD persampahan menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) pengelolaan sampah.
Strategi jangka panjang, dari kelembagaan pengelolaan sampah di Sleman ini, nantinya akan diterapkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Hal ini untuk memperkuat kelembagaan, membuka peluang kerjasama lebih luas dan menciptakan pengelolaan sampah yang lebih profesional sekaligus dapat mengoptimalisasikan limbah cair di Kabupaten Sleman.
Epiphana mengungkapkan, rata-rata sampah yang dihasilkan di Kabupaten Sleman berdasarkan data sebanyak 200 ton per hari.
Dari jumlah tersebut, 154 ton dibuang ke TPA Piyungan.
Pemerintah Kabupaten Sleman sejauh ini berupaya untuk menanggulangi persoalan sampah secara mandiri seiring bakal diberlakukannya desentralisasi sampah di tingkat Kabupaten/kota di DIY.
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.