Berita Sleman Hari Ini
Pelaku Wisata di Sleman Diimbau Tidak Nuthuk Harga Parkir Maupun Kuliner saat Libur Nataru
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman mulai melakukan serangkaian antisipasi menghadapi lonjakan kunjungan wisatawan saat momen libur Natal
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman mulai melakukan serangkaian antisipasi menghadapi lonjakan kunjungan wisatawan saat momen libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Pelaku wisata di Bumi Sembada diimbau tidak melakukan praktek nuthuk (melambungkan) harga karena dapat merusak citra pariwisata.
"Kami harapkan di lonjakan wisatawan di momen libur nataru ini pengelola wisata tidak melakukan praktek nuthuk. Tidak praktek aji mumpung. Ini yang selalu kami tekankan. Jangan nuthuk parkir maupun kuliner. Karena itu marai (membuat) kapok dan bisa menjadi image tidak baik bagi wisata di Sleman," kata Kepala Dispar Sleman, Ishadi Zayid, Jumat (15/12/2023).
Baca juga: KBMKB ke-19 di Desa Burikan Klaten Rampung 100 Persen, Ini Harapan Bupati Sri Mulyani
Menurut dia, ada beberapa upaya yang dilakukan agar praktek nuthuk ini tidak dilakukan.
Misalnya, terkait dengan parkir, wisatawan diharapkan parkir di tempat tempat yang telah disediakan sehingga meminimalisir potensi terjadinya praket nuthuk yang dilakukan oleh oknum parkir ilegal.
Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti aparat keamanan, Dinas Perhubungan maupun Kalurahan untuk menghindari hal tersebut.
Adapun, mengenai potensi nuthuk harga kuliner, Ishadi mengaku sudah menekankan dan mengedukasi komunitas pedagang di Breksi Prambanan, agar menciptakan pariwisata yang aman, nyaman dan bertanggung jawab dengan tidak melakukan praktek aji mumpung.
Edukasi serupa juga kepada pengguna kios di Kaliurang yang sebagian besar di bawah naungan Dispar Kabupaten Sleman agar menjual makanan dengan harga yang wajar.
Jika ada yang kedapatan menjual makanan dengan harga yang tidak wajar, maka pihaknya akan mengedukasi pengguna kios.
"Kalau kemudian dialkukan selalu berulang oleh orang yang sama, maka ya kita akan evaluasi penggunaan kiosnya. Karena dampaknya bukan hanya bagi orang itu saja tapi bagi seluruh komunitas yang berjualan di situ. Kunjungan wisatawan juga akan turun maka kemudian sanksi secara berjenjang yang akan kita lakukan," kata Ishadi.
Lebih lanjut, mantan Panewu Prambanan ini mengatakan, libur Natal dan tahun baru berbarengan dengan musim hujan dan potensi bencana erupsi merapi.
Untuk itu, pihaknya menekankan bagi pelaku wisata di Sleman dibantu dengan organisasi perangkat daerah terkait untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi.
Caranya dengan mematuhi imbauan dari petugas soal potensi kebencanaan. Terutama bagi destinasi di seputar Lereng gunung Merapi yang menjadi favorit kunjungan wisatawan di Sleman.
"Di sana ada Kaliurang, gardu pandang termasuk atraksi jip lava tour kami imbau bagi pengemudinya untuk membawa wisatawan dengan aman dan nyaman. Mengingat, jalur lintasan Jip yang digunakan itu mengambil jalur umum, jadi bagaimana berlalu lintas dengan aman dan nyaman," katanya.
"Pengemudi Jip tidak perlu terprovokasi. Karena biasanya wisatawan saat naik Jip minta kenceng untuk memuaskan adrenalin. Kami tekankan bahwa itu bukan offroad jadi kami harap lava tour berkendara dengan pelan saja," imbuh dia.
Puting Beliung Melanda Condongcatur Sleman, Sejumlah Rumah Warga Rusak |
![]() |
---|
Keterangan Polisi soal Kecelakaan Beruntun di Sleman Hari Ini, Kerugian Ditaksir Rp 155 Juta |
![]() |
---|
CERITA Fajarwati yang Kelak Tidak Akan Tidur di Bekas Kandang Sapi Lagi |
![]() |
---|
Sambut Natal, 20 Gereja di Sleman Jadi Prioritas Pengamanan Polisi |
![]() |
---|
Ibu-ibu di Yogyakarta Diajak Cerdas Kelola Keuangan dan Emosional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.