Cerita Bupati Klaten Sri Mulyani Tak Bisa Duduk Manis di Kantor: Kebanyakan Kerja Saya di Lapangan
Dalam sehari, Sri Mulyani bisa saja mengikuti tiga hingga empat kegiatan dari pagi hingga sore, bahkan malam.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Menjadi orang nomor satu di Kabupaten Klaten membuat Sri Mulyani harus selalu mau bergerak, mengenal warga, turun ke akar rumput, maupun membuka acara-acara penting.
Dalam sehari, Sri Mulyani bisa saja mengikuti tiga hingga empat kegiatan dari pagi hingga sore, bahkan malam.
Sri Mulyani memiliki program untuk mendengarkan aspirasi dari akar rumput, setidaknya hingga level desa dan Sambang Warga.
Dengan program Sambang Warga ini, ia bisa mendengarkan keluh kesah warga, melalui kepala desa terkait dengan permasalahan yang ada di daerah tersebut.
Keluhannya bermacam-macam, mulai dari infrastruktur jalan, sengketa tanah kas desa, juga permohonan bantuan untuk mengembangkan kesenian setempat.
Ia pun mengakui, dirinya tak bisa tinggal diam di kantor, menerima laporan tanpa paham apa yang terjadi di lapangan.
“Saya itu, dalam satu minggu, di lima hari kerja, itu paling dalam sehari hanya 1-2 jam saja di kantor. Kebanyakan kerja saya di lapangan. Saya model perempuan yang tidak bisa duduk manis dan menerima laporan saja,” kata Sri Mulyani di hadapan masyarakat Desa Canan, Kecamatan Wedi, Rabu (6/12/2023).
Dia mengungkap, tujuh tahun lebih menjabat sebagai pemimpin Kabupaten Klaten, membuatnya selalu sigap, apalagi jika kondisi darurat.
“Ada permasalahan apapun, apalagi kalau itu darurat, pasti saya turun, saya cek,” tuturnya.
Yani, begitu ia kerap disapa, menambahkan, program Sambang Warga itu merupakan agenda rutin yang pernah dilakukan Bupati Klaten periode 2005-2010 dan 2010-2015, Sunarna. Kala itu, program tersebut dinamakan Tilik Desa.
Saat Sambang Warga itu, Yani mengajak organisasi perangkat daerah (OPD) yang bisa menyelesaikan problem yang ada di daerah tersebut.
Ia menegaskan, OPD harus mau mencatat dan menyelesaikan permasalahan.
“Pokoknya kepala dinas-kepala dinas ini saya ajak biar bisa mencatat dan menyelesaikan masalahnya apa. Jadi, setelah Sambang Warga, harus ada solusi, jangan sampai terus dibiarin gitu saja (masalahnya),” katanya.
Di tahun 2023 ini, Sambang Warga tak hanya menjadi ajang warga curhat kepada bupati.
Mereka juga bisa memanfaatkan layanan yang diberikan agar mereka tak perlu ke kota untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
Contoh pelayanan yang sering ada di Sambang Warga adalah pelayanan catatan sipil maupun tes kesehatan.
Bupati juga kerap menggandeng Baznas Kabupaten Klaten, PT BPR Bank Klaten, DissosP3APPKB Klaten, PDAM Tirta Merapi dan PT Aneka Usaha untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Bantuan bisa berupa uang, sembako maupun hal-hal lain yang penting untuk masyarakat desa setempat, seperti jamban dan peralatan sekolah.
“Dari Sambang Warga ini juga, saya minta kepada OPD untuk menimbang apakah bisa dibantu tahun ini. Kalau tidak bisa ya tahun depan di APBD perubahan,” jelasnya.
Yani memastikan, kegiatan Sambang Warga itu bakal terus ia lakukan untuk menjadikan Klaten menjadi daerah yang maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sambang Warga niki apik nopo mboten? Yen apik, saya lanjutkan di 2024 dengan skala yang besar agar masyarakat bisa menerima kemanfaatannya,” tukas dia. (*)
Potensi Bencana Hidrometeorologi Ancam Wilayah Klaten |
![]() |
---|
Warga Minta Bupati Klaten Revitalisasi Saluran Air agar Tak Banjir Saat Hujan |
![]() |
---|
Bupati Hamenang Ungkap PR Pemkab Klaten Dihadapan Ratusan PPPK Baru |
![]() |
---|
Pesan Bupati Hamenang Soal Penerbitan SLHS di Klaten: SPPG Harus Masuk Kriteria |
![]() |
---|
Temuan Batuan Candi dan Arca Dipindah dari Jagalan ke Museum Daerah Klaten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.