Mengenal Jenis Biang Keringat dan Cara Mengatasinya

Biang keringat mudah terjadi pada bayi, karena pengaturan suhu tubuh pada bayi belum sempurna dan kelenjar keringat bayi belum sepenuhnya berkembang

Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
IST
Biang keringat pada bayi 

TRIBUNJOGJA.COM - Biang keringat atau dalam bahasa medis disebut miliaria adalah kelainan kulit yang disebabkan adanya sumbatan pada saluran kelenjar keringat atau kelenjar ekrin.

Umumnya kondisi kulit akan mengalami ruam kecil kemerahan disertai dengan rasa gatal dan sensasi seperti tersengat atau perih pada kulit.

Biang keringat, atau yang dikenal dengan keringat buntet, lebih mudah terjadi pada bayi, karena pengaturan suhu tubuh pada bayi belum sempurna dan kelenjar keringat bayi belum sepenuhnya berkembang.

Akibatnya, kulit belum mampu mengeluarkan keringat dengan baik. Biang keringat pada bayi paling sering muncul di badan, leher, tangan, dan dada.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya biang keringat.

Yaitu cuaca panas dan lembab yang menyebabkan biang keringat, aktivitas yang mengeluarkan keringat seperti olahraga, kelenjar keringat belum berkembang pada bayi, dan obesitas.

Jenis Biang Keringat

1. Miliaria kristalina            

Miliaria kristalina adalah jenis biang keringat yang paling ringan. Miliaria kristalina hanya memengaruhi lapisan kulit teratas.

Kondisi ini ditandai dengan kemunculan bintil merah berisi cairan berwarna jernih yang mudah pecah. Biang keringat jenis ini umumnya tidak menimbulkan gatal dan rasa sakit.

2. Miliaria rubra

Miliaria rubra terjadi di lapisan kulit yang lebih dalam. Jenis biang keringat ini lebih sering dialami oleh orang dewasa daripada anak-anak.

Gejala miliaria rubra adalah bintil merah yang disertai dengan rasa gatal dan menyengat.

Baca juga: Begini Cara Membuat Minuman Jahe yang Tepat dan Manfaatnya untuk Tubuh

3. Miliaria pustulosa

Miliaria pustulosa merupakan perkembangan lanjutan dari miliaria rubra. Biang keringat ini terjadi ketika miliaria rubra mengalami peradangan.

Tanda miliaria pustulosa adalah bintil merah yang berisi nanah (pustule) sehingga berubah warna menjadi putih atau kuning. Adanya pustule menandakan mulai terjadinya infeksi kulit.

4. Miliaria profunda

Miliaria profunda adalah jenis biang keringat yang paling jarang terjadi. Jenis miliaria ini terjadi di lapisan lebih dalam (dermis).

Tertahannya keringat akan memicu munculnya bintil merah yang lebih besar dan lebih keras. Meski lebih jarang terjadi, miliaria jenis ini bersifat kronis dan sering kambuh.

Penanganan Biang Keringat

Biang keringat umumnya tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pertolongan medis yang khusus.

Kondisi ini dapat ditangani sendiri di rumah dengan langkah-langkah sederhana, seperti :

1. Mengompres bagian yang mengalami ruam, dengan kain lembab atau es batu yang dibalut kain selama tidak lebih dari 20 menit setiap jam.

2. Membersihkan bagian yang mengalami ruam dengan air mengalir dan sabun yang lembut.

3. Menaburkan bedak gatal pada bagian yang mengalami ruam, untuk mengurangi rasa tidak nyaman di kulit.

4. Menjaga kulit tetap dingin misalnya dengan berendam dan mandi.

5. Menghindari cuaca panas dan tempat yang lembab, seperti berada lebih lama dalam ruangan yang sejuk, atau menggunakan kipas angin.

6. Meminum banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi.

7. Memakai pakaian longgar sehingga tidak menghambat pengeluaran keringat.

Biang keringat umumnya akan sembuh dengan sendirinya jika Anda dapat menjaga suhu lingkungan dan kulit tetap sejuk.

Namun, lakukan pemeriksaan ke dokter jika biang keringat makin mengganggu dan disertai dengan gejala infeksi sekunder pada kulit seperti bintil mengeluarkan nanah, demam dan menggigil hingga membengkak dan terasa sakit.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved