Rangkuman Pengetahuan Umum
Biodata dan Profil Sultan Mehmed II, Sang Penakluk Konstantinopel
Sultan Mehmed II adalah salah satu pemimpin Turki Ottoman yang paling terkenal dan dijuluki sebagai "Penakluk Konstantinopel".
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Salah satu pemimpin Turki Ottonom yang paling terkenal adalah Muhammad Al-Fatih atau lebih dikenal Sultan Mehmed II.
Ia merupakan sultan Turki Utsmani yang berkuasa dalam 2 periode yaitu pada tahun Agustus 1444 - September 1446 dan Februari 1451 - Mei 1481.
Kesuksesan kepemimpinan Muhammad Al Fatih bahkan sudah diberitakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Orang Turki menyebutnya 'Fatih Sultan Mehmed Han II' yang berarti "Penakluk" karena keberhasilannya menakhlukkan Konstantinopel.
"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).
Baca juga: KISAH Nusaibah, Wanita Pemberani yang Mendapat Julukan Sang Perisai Rasulullah SAW
Biografi Muhammad Al Fatih
Muhammad Al Fatih lahir pada tanggal 30 Maret 1432 M di Ediner, ibu kota Turki Utsmaniyah. Ia terlahir dengan nama Mehmed-I Sani bin Murad.
Ayahnya adalah Sultan Murad II yaitu Sultan Turki Utsmaniyah. Ibunya bernama Huma Valide Hatun yang merupakan istri keempat dari sultan Sultan Murad II. Muhammad Al Fatih adalah keturunan asli Turki Utsmani.
Di usia 11 tahun, ia dikirim oleh sang ayah untuk menjadi gubernur dan memerintah Amasya.
Hal ini sesuai dengan tradisi bahwa anak yang sudah cukup umur akan dikirim di suatu wilayah untuk belajar memerintah, yang kelak dapat menjadi bekal ketika meneruskan garis kesultanan ayahnya.
Selain itu, Muhammad Al Fatih memang dikenal jenius yang dapat menguasai bidang sains, matematika, dan bahkan 6 bahasa.
Pada Agustus 1444 M, Muhammad Al Fatih naik tahta untuk menggantikan ayahnya setelah perjanjian damai dengan sebuah wilayah. Ia dibantu banyak menteri dan orang-orang terdekatnya.
Namun tak lama kemudian, bangsa Hongaria melanggar janji dan menyerang Turki Utsmani sehingga menyebabkan ayahnya kembali naik tahta dan memimpin pasukan Turki untuk meredam pasukan musuh.
Meskipun sempat menolak, Sultan Murad II kembali naik tahta pada tahun 1446 M dan memimpin Turki sampai tahun 1451 M.
Setelah ayahnya meninggal, Muhammad Al Fatih kembali laik tahta untuk menggantikan ayahnya dan memegang kekuasaan Turki Utsmaniyah.

Penaklukan Konstantinopel
Sejak zaman kekhalifan, para pemimpin islam selalu berusaha untuk menakhlukkan Konstantinopel.
Tak terkecuali ayah Muhammad Al Fatih yang sudah berkali-kali melakukan pengepungan tetapi tetap mengalami kegagalan.
Pada pemerintahan Muhammad Al Fatih yang kedua, ia bertekad untuk merebut Konstantinopel dari Kekaisaran Romawi Timur.
Hanya dalam waktu 2 tahun, keinginanya akhirnya terwujud.
Pada tahun 1953, ia mengerahkan sekitar 80.000 - 200.000 pasukan Ottoman, artileri, dan 320 kapal perang untuk mengepung Konstantinopel.
Setelah persiapan selesai dilakukan, mereka tiba di Konstantinopel pada Kamis, 6 April 1953 M.
Sebelum memulai penyerangan, Muhammad Al Fatih berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad dan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an serta hadis Rasulullah SAW.
Peperangan berlangsung selama 53 hari sampai akhirnya Konstantinopel jatuh ke tangan Muhammad Al Fatih pada tanggal 29 Mei 1453 M.
Selama beberapa hari Konstantinopel terus bertahan.
Kerajaan Byzantium dikelilingi oleh benteng pertahanan yang sangat kuat bahkan sampai 3 lapis.
Kerajaan Byzantium juga memiliki rantai raksasa yang membentang sepanjang 275 meter menutup akses masuk ke wilayah kerajaan Byzantium melalui Teluk Tanduk Emas (Golden Horn).
Namun tetap saja kekuatan pasukan Ottoman lebih besar. Usaha menjebol benteng kerajaan Bynzantium terus dilakukan menggunakan pelontar batu dan para pemanah.
Meriam raksasa bernama Meriam Basilica pun dikerahkan oleh pasukan untuk membobol benteng.
Meriam ini mampu menembakkan bola batu dengan berat 272 kg dan diameter 63 cm, lontaran batunya dapat sejauh 2 km.
Serangan tak hanya dilakukan lewat darat, tetapi juga lewat laut dengan mengerahkan seluruh armada laut.
Selain itu para pasukan juga membuat terowongan dalam tanah yang bertujuan untuk melesakkan benteng dari bawah.
Setelah menguasai Konstantinopel, Sultan Mehmed II mendirikan kekaisaran Turki Utsmani dan melanjutkan penaklukan ke wilayah Serbia.
Ia juga melakukan penaklukan ke wilayah-wilayah lainnya.
Sampai akhirnya Sultan Mehmed II wafat karena sakit diusianya yang baru 49 tahun.
Ia dimakamkan di wilayah Masjid Al Fatih, Istanbul, Turki.
Selama masa pemerintahannya, rakyatnya dibebaskan untuk memeluk agama manapun.
Ia juga banyak membangun fasilitas pendidikan seperti sekolah dan universitas. Tak heran jika kala itu Turki Utsmani menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan di Eropa. (MG Lia Ika Agustin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.