Human Interest Story

Berkat KUR BRI, Gondrong Kini Jadi Bos Angkringan

Sriyanto alias Gondrong (37) termasuk pelaku UMKM yang merasakan betul manfaat program KUR dari BRI.

|
Penulis: Sigit Widya | Editor: Sigit Widya
TRIBUN JOGJA/SIGIT WIDYA
Gondrong, debitur KUR dari BRI yang sekarang sukses menjadi bos angkringan, sedang membuatkan pesanan pelanggan di perempatan Pasar Sleman, baru-baru ini. 

Keputusan tersebut ternyata menjadi titik balik bagi Gondrong. Lulusan sebuah SMK swasta di Kapanewon Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, itu mulai merasakan perubahan hidup. Tidak hanya berhenti keluyuran dan mabuk-mabukan, ia juga lebih bersemangat dalam mencari nafkah.

Gondrong KUR BRI 3
Meski lapak belum sepenuhnya siap, para pelanggan sudah menikmati sore di tempat usaha di Jalan Magelang milik Gondrong, debitur KUR dari BRI yang kini sukses menjadi bos angkringan, baru-baru ini.

Baca juga: Nasabah BRI Yogyakarta Bahagia Dapat Hadiah Mobil dan Motor

“Saya merasa punya tanggung jawab. Sejak saya memiliki utang, ada gereget untuk bekerja lebih tekun. Saya pun bisa mengumpulkan uang dari keuntungan berjualan. Saya menggunakannya untuk mengembangkan usaha, membuka angkringan di tempat lain,” sambung Gondrong, yang kini punya dua anak.

Saat ini, pria berambut gondrong kelahiran 3 Juni 1985 tersebut mempunyai empat angkringan, masing-masing di Kabupaten Boyolali, Pasar Sleman, Jalan Magelang, dan Kota Salatiga. Dalam mengembangkan usaha, selain memakai uang tabungan, ia tetap memanfaatkan pula program KUR dari BRI.

“Setiap sore hingga dini hari, saya berjualan di perempatan Pasar Sleman. Tiga angkringan lain saya percayakan kepada kawan dan saudara. Mereka setor pemasukan per minggu. Nominalnya, ya, lumayan. Saya bisa merenovasi rumah, bahkan membeli sawah milik saudara di kampung,” beber Gondrong.

Ia sekarang masih punya kewajiban empat angsuran KUR BRI di BRI Unit Bayat II. Plafonnya Rp20 juta dengan tenor 18 bulan. Angsuran yang harus ia setor Rp1,2 jutaan per bulan. “Setelah lunas, saya akan mengajukan lagi untuk buka angkringan kelima. Toh, bunganya sangat rendah,” kata Gondrong.

Hal serupa dirasakan oleh Arif Yulianto. Sempat terpuruk menjalankan usaha, ia sekarang sukses berjualan ayam kremes setelah mendapat suntikan KUR dari BRI. Kini, ia mempunyai empat usaha ayam kremes, yakni di Jalan Magelang, Food Court Pandowoharjo Sleman, Babarsari, dan Pasar Cebongan.

“Awalnya, saya mendirikan usaha pakai uang tabungan. Ternyata, modal pas-pasan membuat usaha saya sulit berkembang. Bahkan, tak jarang, saya utang ke pinjaman online untuk tombok gaji dua karyawan. Saya sempat putus asa dan berencana merantau ke Kalimantan,” kata pria berusia 42 tahun itu.

Berkat saran seorang teman, saya kemudian mengajukan KUR ke BRI Unit Sleman. Kebetulan, teman Arif tersebut sudah mengakses KUR dari BRI. “Alhamdulillah, usaha ayam kremes saya berkembang pesat. Hanya dalam waktu dua tahun, saya sudah mempunyai empat usaha ayam kremes,” ucapnya.

Ayam Kremes 2
Lapak ayam kremes milik Arif, yang semakin berkembang pesat berkat suntikan modal dari KUR BRI.

Baca juga: BRI Regional Yogyakarta Salurkan Kredit Rp67,4 Triliun hingga April 2023, 89 Persen untuk UMKM

Komitmen BRI

Terpisah, Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, menyatakan bahwa perseoran sangat komitmen dengan pengembangan UMKM. Ia menyebut, saat ini sekitar 70 persen nasabah BRI berasal dari sektor UMKM. Karenanya, BRI kian bersinergi dengan banyak pihak untuk fokus memajukan UMKM.

“UMKM harus naik kelas dan mandiri. Untuk mewujudkannya, BRI menyediakan kredit bunga ringan. Tapi, pembinaan UMKM tak cukup dengan pemberian kredit. Agar UMKM lebih maju, harus ada proses inklusi dan literasi guna meningkatkan kemampuan manajemen,” ujarnya, baru-baru ini di Sleman.

John mengemukakan, penyaluran kredit BRI pada 2023 ditarget Rp76,7 triliun. Dari jumlah itu, mayoritas untuk UMKM di segmen mikro dan small medium enterprise atau SME. Total kredit tersebut disalurkan ke seluruh wilayah DIY, Karesidenan Banyumas, Kedu, dan Solo Raya di 33 kantor cabang utama.

“Nomimal kredit untuk UMKM di segmen mikro mulai Rp10 juta hingga Rp500 juta. Kendati begitu, setelah dibentuk Holding Ultra Mikro antara BRI dengan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) dan PT Pegadaian (Persero), penyaluran kredit juga menyasar nominal di bawah Rp10 juta,” kata John.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menyampaikan, realisasi penyaluran kredit oleh perseroan hingga akhir September 2023 mampu tumbuh 12,53 persen secara tahunan menjadi Rp1.250,72 triliun. Pencapaian itu di atas target. Pertumbuhan kredit BRI pun diyakini akan terus berlanjut hingga akhir 2023.

“Penyaluran kredit UMKM BRI tumbuh 11,01 persen dari semula Rp935,86 triliun pada akhir kuartal III-2022 menjadi Rp1.038,90 triliun pada akhir kuartal III-2023. Porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06 persen dibanding keseluruhan kredit BRI,” urai Sunarso lewat keterangan tertulis, belum lama ini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved