PSS Sleman
Kerusuhan Suporter PSIS Semarang vs PSS Sleman, Ini Penyebabnya
Kerusuhan suporter bermula dari aksi saling ejek, yakni antara pendukung PSIS Semarang yang ada di tribun utara dengan pendukung PSS Sleman.
TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Kekalahan PSS Sleman dari tuan rumah PSIS Semarang pada partai pekan ke-21 di Stadion Jatidiri, Minggu (3/12) sore, diwarnai kerusuhan suporter.
Pertandingan PSS Sleman kontra PSIS Semarang harus berakhir lebih cepat gara-gara kerusuhan suporter, padahal Super Elang Jawa masih berkesempatan mengejar ketertinggalan.
PSIS Semarang memimpin 1-0 hingga menit ke-90 lewat penalti Carlos Fortes pada babak pertama dan PSS Sleman berpeluang menyamakan, tetapi pupus karena kerusuhan suporter.
Kerusuhan suporter bermula dari aksi saling ejek, yakni antara pendukung PSIS Semarang yang ada di tribun utara dengan pendukung PSS Sleman yang hadir langsung di Stadion Jadiri.
Kerusuhan suporter pecah jadi aksi saling lempar, lantas beberapa orang turun ke pinggir lapangan sehingga laga PSIS Semarang vs PSS Sleman terhenti meski masih tersisa tiga menit.
Baca juga: PSS Sleman Kalah dari PSIS Semarang, Ini Kata Pelatih Super Elja Risto Vidakovic
Pertandingan tidak hanya terhenti sementara, tetapi diputuskan selesai lebih cepat oleh wasit sekaligus merugikan PSS yang sedang berupaya untuk mencetak gol penyama kedudukan.
Kim Jeffrey Kurniawan cs pun urung membuat hasil pertandingan menjadi imbang dan mau tak mau pulang tanpa poin sehingga 13 pertandingan tersisa di Liga 1 2023/2024 kian berat.
Ketua Panitia Pelaksana PSIS, Agung Buwono, mengatakan bahwa kerusuhan antar-suporter berawal dari nyanyian ejekan dari satu ordo pendukung tuan rumah kepada pendukung PSS.
"Saat ada nyanyian ejekan, saya sudah mencoba datang ke satu kelompok suporter tuan rumah. Saya mengimbau supaya tak lagi menyanyikan sesuatu yang bersifat provokatif," ujarnya.
Cuma, manakala diberi imbauan, mereka justru marah dan hampir memukul Agung. Petugas keamanan bertindak cepat, turun tangan, sehingga tidak terjadi keributan berkepanjangan.
Baca juga: PSS Sleman Kalah dari PSIS Semarang, Super Elja Masih Berkutat di Papan Bawah Klasemen
Kerusuhan pada partai PSIS Semarang melawan PSS Sleman pecah gara-gara ada nyanyian ejekan kedua dari satu ordo pendukung tuan rumah kepada pendukung kesebelasan tamu.
"Korban ada beberapa orang, termasuk CEO PSIS Semarang yang terkena lemparan batu. Kondisi para korban tak terlalu parah dan sudah tertangani secara baik," begitu kata Agung.
Ia menyebut, konflik antar-suporter pada laga PSIS menghadapi PSS sudah diselesaikan. Pihak keamanan bekerja luar biasa untuk mengevakuasi dan mencegah ada keributan di luar.
"Pendukung PSS ada sekira 1.600 orang. Mereka sebetulnya dari berbagai macam tiket. Tapi, mempertimbangkan keamanan, saya alokasikan mereka di tribun barat selatan," katanya.
Menurut Agung, ribuan pendukung PSS yang hadir di Jatidiri tanpa atribut. Mereka tergolong penonton umum, tapi memang datang untuk mendukung PSS kontra PSIS," sambung Agung.
Baca juga: PSS Sleman Tertinggal 1-0 dari PSIS Semarang Via Gol Penalti di Babak Pertama
Soal tindakan tegas ke satu ordo pendukung PSIS yang melakukan aksi provokasi, ia menyatakan akan konsultasi dengan manajemen untuk memutuskan apakah ada sanksi atau tidak.
"Saya sempat maju bersama Pak Yoyok (CEO PSIS) untuk meredam agar mereka tidak melakukan provokasi. Sebab, pertandingan akan selesai dan PSIS dalam posisi menang," tutur Agung.
Namun, ia berujar, situasi tidak lagi kondusif. "Mungkin, setelah ini, kami akan memanggil perwakilan Snex," ucap Agung, yang mengungkap kelompok provokatif tersebut adalah Snex.
Hingga Minggu (3/12/2023) malam, Tribun Network belum bisa melakukan konfirmasi ke Snex maupun perwakilan pendukung PSS yang terlibat gesekan pada laga PSIS vs PSS di Jatidiri.
Tribun Network kemudian mewawancarai Kim Jeffrery Kurniawan terkait kerusuhan suporter yang membuat Super Elang Jawa gagal menyamakan gol karena laga rampung lenih cepat.
Baca juga: Adaptasi bersama PSS Sleman Berjalan Lancar, Ajak Riak Ingin Tiga Poin di Markas PSIS Semarang
"Saya sangat menyayangkan pertandingan berhenti lebih cepat. Padahal, waktu masih tersisa sekitar tiga menit," ungkap kapten PSS yang turun sebagai pengganti saat bertemu PSIS.
Kim mengaku kecewa kalah tipis dari PSIS, apalagi hanya lewat gol penalti. "Tentu mengecewakan kalah dengan sekor 1-0. Kami harus berbenah dan berlatih lebih keras," cetus Kim.
Kekalahan tipis dari PSIS membuat PSS masih terjerembab di peringkat 13 klasemen sementara Liga 1 2023/2024 dengan torehan 23 poin dari total 21 pertandingan yang telah dilakoni.
PSS masih menyisakan 13 laga di Liga 1, masing-masing melawan RANS Nusantara, Persija Jakarta, Persikabo 1973, Bhayangkara FC, Persita Tangerang, Persebaya Surabaya, PSM Makassar.
Skuat asuhan Risto Vidakovic juga akan menghadapi Borneo FC, Madura United, Arema FC, Dewa United, Persik Kediri, dan terakhir menjamu Persib Bandung di Stadion Maguwoharjo.
Baca juga: Komentar Elvis Kamsoba, Winger Anyar PSS Sleman Setelah Jalani Debut Bersama Super Elja di Liga 1
"Sejauh ini, saya sangat senang dengan apa yang pemain tunjukkan di lapangan. Mereka kerja keras, memberikan 100 persen. Itulah hal terpenting," tutur Pelatih PSS, Risto Vidakovic.
Setelah batal bermain imbang kontra PSIS Semarang gara-gara kerusuhan suporter, PSS Sleman mengalikan fokus ke laga berikutnya melawan RANS di Maguwoharjo, Jumat (8/12/2023).
PSS Sleman Gusur Persipura di Puncak Klasemen Usai Bungkam Persiku Kudus 1-3, Ansyari: Tetap Membumi |
![]() |
---|
PSS Sleman Kuasai Puncak Klasemen Grup Timur Championship USai Bungkam Persiku Kudus 1-3 |
![]() |
---|
PSS Sleman Bermain Imbang 1-1 dengan Persiku Kudus di Babak Pertama |
![]() |
---|
PSS Sleman Waspadai Serangan Balik Persiku Kudus, Ansyari: Kita Harus Main Baik |
![]() |
---|
Hasil Evaluasi PSS Sleman Jelang Lawan Persiku Kudus, Lini Belakang Super Elja Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.