Berita Gunungkidul Hari Ini

Bendungan Bawah Tanah Satu-satu di Dunia Ada di Gunungkidul Akan Kembali Difungsikan

Tahukah Anda bahwa bendungan bawah tanah satu-satunya di dunia ada di Gunungkidu, Daerah Istimewa Yogyakarta.

|
ist
Bendungan Bawah Tanah Satu-satu di Dunia Ada di Gunungkidul Akan Kembali Difungsikan Jadi Penyuplai Air Warga 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tahukah Anda bahwa bendungan bawah tanah satu-satunya di dunia ada di Gunungkidu, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Namanya bendungan Bribin II atau Sindon yang terletak di Kalurahan Dadapayu, Kecamatan Semanu.

Saat ini, bendungan bawah tanah tersebut kondisinya rusak tak terawat sejak terkena badai cempaka 2017 lalu.

Untuk mengembalikan fungsinya, Pemkab Gunungkidul akan melakukan redesain.

Bupati Gunungkidul Sunaryanta melakukan pengecekan langsung di bendungan yang memiliki kedalam 104 meter ini, Selasa 28 November 2023. 

Proses redesain ini melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).

"Saat ini sedang melakukan proses redesain untuk revitalisasi oleh BBWSO. Dari pengamatannya di dalam bendungan terjadi kerusakan yang cukup banyak dan luar biasa,"kata dia usai memantau di lokasi.

Adapun kerusakan yang fatal pada bendungan, kata dia, yaitu sambungan utama yang sudah patah.

Sehingga, memuat air dalam sambungan merembes dan merusak sejumlah alat yang ada di dalam bendungan. 

"Kami berkoordinasi dengan BBWSO untuk perbaikan, dan nantinya diajukan ke pemerintah pusat. Saya akan ke Jakarta salah satunya untuk ini, mudah-mudahan nanti bisa dilakukan. Bisa berfungsi seperti semula. Nantinya jika berfungsi bisa untuk digunakan tiga Kapanewon yakni Girisubo, Rongkop, dan Semanu. Ini debitnya besar,"ucapnya.

Satker OP SDA BBWSO Wardani mengatakan, pihaknya saat ini sudah dilakukan review desain sekaligus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia/.

"Dari hasil pemantauan otal hasil review desain (yang dibutuhkan) diperkirakab mencapai total Rp45 miliar," kata Wardani. 

Menurutnya, kerusakan bendungan ini saat banjir badai cempaka 2017 lalu. Kerusakan cukup banyak, salah satunya jalur utama sehingga tidak berfungsi. 

Adapun pengangkatan air menggunakan sistem microhydro dengan cara membuat bendungan di aliran sungai bawah tanah. Adapun prosesnya harus dibor sedalam 104 meter.

Sistem ini tidak memerlukan listrik untuk memompa air bersih sampai permukaan. Turbin digerakkan oleh air itu sendiri. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved