Berita Jogja Hari Ini
Produksi Beras di DI Yogyakarta Menyusut, Ini Sebabnya
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, luas panen di DIY mengalami penurunan pada tahun 2023 yang berimbas pada produksi beras
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di tengah ancaman perubahan iklim, faktor non-alam masih terus menghantui sektor pertanian padi. Satu di antaranya adalah alih fungsi lahan sawah yang hingga saat ini terus terjadi.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, luas panen di DIY mengalami penurunan pada tahun 2023 yang berimbas pada produksi beras yang juga menyusut.
Berdasar data BPS DIY, realisasi panen padi sepanjang Januari–September 2023 sebesar 97,01 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 2,93 ribu hektare (2,93 persen), dibandingkan Januari–September 2022 yang mencapai 99,94 hektare.
Sementara itu, potensi luas panen padi pada Oktober–Desember 2023 diperkirakan sekitar 8,38 ribu hektare.
Baca juga: Jadi Penghasil Kerajinan Bambu Turun-Temurun, Produk Desa Jatimulyo Kebumen Tembus Pasar Luar Negeri
"Total luas panen padi pada 2023 diperkirakan sebesar 105,39 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 5,53 ribu hektare (4,99 persen) dibandingkan luas panen padi pada 2022 sebesar 110,93 ribu hektare," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Herum Fajarwati.
Lebih lanjut dijelaskan, produksi padi di DIY sepanjang Januari–September 2023 diperkirakan mencapai 488,02 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG).
Angka ini menurun 4,47 persen, sekitar 22,83 ribu ton GKG, dibandingkan Januari–September 2022 sebesar 510,85 ribu ton GKG.
Sementara berdasar amatan fase tumbuh padi hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), potensi produksi padi sepanjang Oktober–Desember 2023 sebesar 44,78 ribu ton GKG.
Dengan demikian, total produksi padi 2023 diperkirakan sebesar 532,80 ribu ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 28,89 ribu ton GKG (5,14 persen) dibandingkan 2022 sebesar 561,70 ribu ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2022 dan 2023 terjadi di bulan Februari. Sementara produksi padi terendah pada 2023 diperkirakan terjadi di bulan September.
Produksi Februari 2023 sebesar 131,61 ribu ton GKG, sedangkan produksi padi pada September 2023 sebesar 11,09 ton GKG.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi tertinggi pada 2023 yaitu Gunungkidul, Bantul, dan Sleman.
Sementara dua terendah yaitu Kulon Progo dan Kota Yogyakarta.
Herum menjelaskan jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari–September 2023 diperkirakan setara dengan 277,21 ribu ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 12,97 ribu ton (4,47 persen) dibandingkan Januari–September 2022 yang sebesar 290,18 ribu ton.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober–Desember 2023 ialah sebesar 25,44 ribu ton.
KENAPA Cuaca di Yogyakarta Terasa Dingin Akhir-akhir Ini? Ini 5 Fakta Menariknya |
![]() |
---|
Kronologi 3 Wisatawan Asal Sragen dan Karanganyar Terseret Ombak di Pantai Parangtritis |
![]() |
---|
Banyak Moge Harley Davidson Lewat Jogja, Ada Event Apa? |
![]() |
---|
Produsen Anggur Merah Kaliurang Buka Suara, Produksi Dihentikan, Produk Ditarik dari Pasaran |
![]() |
---|
INFO Festival Durian Jogja di Sleman Ada All You Can Eat dan Lomba Makan Durian 26-29 Januari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.