Berita Jogja Hari Ini

Sebagian Wilayah DI Yogyakarta Diguyur Hujan, BPBD DIY Masih Salurkan Bantuan Air Bersih

Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DIY memastikan penyaluran bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan tetap berlanjut meski sebagian

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DIY memastikan penyaluran bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan tetap berlanjut meski sebagian wilayah di DI Yogyakarta telah diguyur hujan pada akhir Oktober 2023. 

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Noviar Rahmad mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya telah menyalurkan sebanyak 31 juta liter bantuan air bersih ke wilayah terdamapak kekeringan yang tersebar di 33 kapanewon.

"Sekarang yang tinggi dampaknya di Sleman tapi Sleman utara kemarin sudah hujan," ujar Noviar di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (1/11/2023).

Baca juga: Gadis 14 Tahun Asal Medan Diduga Jadi Korban TPPO di Jogja, Dianiaya dan Dipaksa Jadi PSK

Noviar mengungkapkan, BMKG sendiri memprediksi bahwa DIY akan memasuki musim penghujan pada dasarian ketiga bulan November.
 
Bantuan air bersih pun masih disiagakan untuk disalurkan ke wilayah terdampak kekeringan oleh BPBD di tingkat kabupaten. Pasalnya hujan belum terjadi secara merata dan curah hujan masih tergolong rendah.

Menurutnya, tidak hanya pemerintah saja yang menyiapkan bantuan air bersih tersebut. Karena juga ada yang disokong oleh CSR dan pihak ketiga.

"Bantuan ada dari pihak ketiga serta relawan-relawan yang memberikan sumbangan air," jelasnya.

Menurut Noviar, hingga saat ini baru Kulon Progo saja yang memgakses anggaran belanja tak terduga (BTT) senilai Rp168 juta untuk penanganan kekeringan di wilayahnya.

Sementara kabupaten lain masih bisa melakukan penanganan dengan anggaran APBD reguler.

"Moga-moga nanti di Desember musim hujannya sudah kembali normal. Hanya saja nanti yang kita waspadai di bulan Februari karena di sana musim hujan curah hujannya lebih tinggi, itu yang berpotensi akan bencana," ungkapnya. (tro)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved