Dugaan Penganiayaan di Panjatan

Kasus Dugaan Penganiayaan Antara S dan M di Panjatan Kulon Progo Diyakini karena Salah Paham

Kasus dugaan penganiayaan yang terjadi pada 25 Oktober 2023 lalu menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Alexander Ermando
Suasana kediaman S di Padukuhan Ngangrangan Lor, Kalurahan Bojong, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo, Senin (30/10/2023). S meninggal dunia diduga akibat penganiayaan yang dilakukan M, adik iparnya sendiri. 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kasus dugaan penganiayaan yang terjadi pada 25 Oktober 2023 lalu menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Peristiwa ini terjadi antara S (63) dan M (55) di Padukuhan Ngangrangan Lor, Kalurahan Bojong, Kapanewon Panjatan, Kulon Progo.

Lurah Bojong, Agoes Prihatno mengatakan S akhirnya meninggal dunia pada Senin (30/10/2023) atau sekitar 5 hari setelah kejadian.

Baca juga: Giwangan Jadi Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak Pertama di Kota Yogyakarta

"Percekcokan yang berujung pada perkelahian antara S dan M ini karena salah paham," kata Agoes ditemui pada siang ini.

Keyakinan adanya salah paham diperkuat dengan kondisi S sendiri yang mengalami gangguan saraf.

Kondisi ini ia alami sejak 2020, lantaran bagian belakang kepalanya tertimpa tiang lampu yang ambruk.

Menurut Agoes, kecelakaan tersebut mempengaruhi S secara emosional.

Ia disebut menjadi gampang marah hingga kerap menyalahkan orang lain.

"Sampai akhirnya terjadi cekcok dengan M, yang merupakan adik ipar korban," jelasnya.

Agoes mengatakan Is, istri M sempat berusaha melerai perkelahian tersebut, namun gagal.

Cekcok berujung pada pemukulan yang diduga dilakukan oleh M terhadap S, hingga akhirnya S jatuh tak sadarkan diri.

S kemudian langsung dilarikan ke RSUD Wates untuk mendapatkan penanganan di bagian IGD.

Sore harinya, S sempat dipindahkan ke bagian ICU.

"S terus berada di ICU sampai akhirnya meninggal dunia tadi pagi," kata Agoes.

Is (52), istri M sekaligus adik kandung dari S juga membenarkan perilaku kakaknya yang gampang marah.

Terutama sejak kejadian tertimpa tiang lampu pada 2020 lalu di bagian belakang kepalanya.

Is menuturkan jika S langsung ditangani usai kecelakaan tersebut.

Namun S menolak untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut demi memastikan kondisinya.

"Kakak saya selalu menolak dengan alasan sudah merasa sehat," tutur Is.

Ia juga menyebut cekcok antara suami dan kakak kandungnya itu murni karena salah paham.

Sebab ia menyebut jika S dikenal sebagai orang yang baik, termasuk pada M yang merupakan adik iparnya. (alx)
 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved